Part 6 Om Tua!

1227 Kata
“Ah itu, sebenarnya, aku..” Melani serba salah ingin menjelaskan kalau dia sendiri tidak nyaman berada di dekat Reyhan. “Pasti kamu menolak kan? Aku tahu aku Cuma tidak ingin berpisah denganmu secepat ini.’ Ujar Gita dengan kepala menunduk. “Drama lama!” Timpal Sita dengan wajah gemas. “Hoh!” Dengus Rida pura-pura berkedip ke arah Sita. Melani tahu isyarat dari dua teman dekatnya tersebut. Gadis itu hampir menyetujui Gita ikut serta bersama dengannya tinggal di kediaman Reyhan. Kini dia punya solusi bagus untuk membuat pernikahan mereka berdua batal. “Aku akan membicarakannya dengan Om-om itu!” Serunya seraya menepuk punggung Gita. Mendengar itu spontan Gita langsung menghambur memeluk putri semata wayang majikan dari kedua orangtuanya tersebut. Dengan senyuman penuh misteri dalam hati Gita berkata, “Jangan cemas Mel, aku akan membuat pernikahan kalian batal! Aku akan mengabulkan impianmu itu! Dan aku akan mengambil Reyhan Sandiaga sang cucu konglomerat itu menjadi milikku satu-satunya!” Keputusan tersebut diambil Melani tanpa perhitungan yang matang sama sekali, dalam benaknya dia tidak pernah berpikir kalau keputusannya itu akan menyebabkan dirinya berada di situasi tersulit di dalam hidupnya. Melani gadis yang polos dan ceplas-ceplos, gadis periang yang penuh kebebasan di masa remaja hingga di usia saat ini. Usai mengurus data-data kelulusan di sekolah, Melani kembali dijemput oleh supir Reyhan. Tentu saja semua hal sudah diatur oleh Sandiaga untuk membuat calon pasangan itu lebih dekat dan akrab dari sebelumnya. Empat gadis itu berpisah di depan pintu gerbang utama sekolah. “Mel kami duluan ya?” Pamit Sita pada Melani yang sudah berdiri di samping mobil jemputan. Gita hampir berteriak. “Mel aku ikut. Up..!” Rida buru-buru membekap mulut Gita seraya menyeret Gita ikut serta bersama dengannya masuk ke dalam taksi. Melani hanya tersenyum melihat tingkah ketiga sahabat dekatnya tersebut. Dia menganggap hal itu adalah candaan semata, padahal Gita serius melambaikan tangannya. Gita ingin mengekor kemana pun Melani pergi. Tujuan dia adalah untuk membuat Reyhan lebih tertarik kepada dirinya dibandingkan dengan Melani. Gita merasa kalau Sita dan Rida selalu menghalanginya. “Kalian ini kenapa sih, selalu saja gangguin aku setiap aku ingin bersama dengan Melani?!” Mulai berani protes pada Sita dan Rida. Dua gadis itu duduk di sisi kiri dan kanannya. “Kamu itu harusnya mikir dong Gi, Mela itu sudah baik banget sama kamu dan keluarga kamu. Masa kamu tega sih bikin Mela kena masalah?” Tanya Rida tanpa ragu sama sekali. “Masalah apa sih? Aku kan cuma mau bantuin Melani saja, kalian juga dengar kan kalau dia itu tidak mau menikah sama pria tua itu! Terus kalian bilang aku buat masalah itu dari sisi mananya. Aku kan cuma mau mempermudah saja!” Tandas Gita tanpa rasa bersalah. Ucapan Gita masuk akal bagi Sita, namun di sisi lain mereka juga tidak bisa mempercayainya begitu saja lantaran Gita tidak sepolos seperti yang mereka lihat selama ini. Beberapa kali Rida sempat melihat gadis itu pergi bersama anak murid dari SMA lain ke klub dan ke tempat-tempat yang tidak mereka kunjungi. “Pokoknya kalau sampai ada masalah dengan Melani, jangan bawa-bawa kami!” Tegas Rida pada Gita. Di sisi lain, Melani sedang duduk di dalam mobil. Di sebelahnya Reyhan duduk seraya memeriksa berkasnya. Sejak naik ke dalam mobil pria itu tidak membuka percakapan sama sekali. “Om?” Tegur Melani seraya menekan lengan Reyhan Sandiaga menggunakan ujung jari telunjuk kanannya. “Kenapa?” Tanyanya tanpa menoleh padanya. Pria itu sedang serius dengan berkasnya. “Om, putri dari pelayan rumahku satu kelas denganku.” Melani memulai perannya di dalam drama dalam skenario yang dia susun sejak Gita meminta untuk ikut bersamanya. “Lalu?” Bertanya dengan nada santai seolah tidak peduli. “Dia ingin ikut tinggal bersamaku ketika aku sudah menikah nanti. Namanya Gita dia gadis yang ramah dan baik. Em, dia juga lebih cantik denganku!” Dengan polosnya malah mempromosikan putri dari pelayan rumahnya sendiri. “Braakkk!” Reyhan menutup dengan keras map miliknya. Wajah pria itu spontan berubah kesal. Awalnya dia baik-baik saja tapi mendengar penjelasan terakhir dari Melani dia sudah tahu kemana arah pembicaraan tersebut. “Berani-beraninya kamu menawarkan anak pelayan rumahmu kepadaku!” Ucapnya dengan nada geram seraya mengurung kepala Melani dengan kedua lengannya di kursi mobil. Melani sangat terkejut, gadis itu memejamkan kedua matanya rapat-rapat. “Buka matamu! Dan lihat aku baik-baik!” Perintah pria itu dengan nada tinggi padanya. “Iya ba-baik!” Melani segera membuka kedua matanya. Gadis itu berkali-kali mengerjapkan kedua matanya. Bulu mata Reyhan begitu lentik, hanya saja hidung pria itu menempel pada ujung hidung Melani. “Apa yang kamu lihat!?” Tanya Reyhan padanya. Dia ingin Melani bisa melihat wajahnya dengan cermat, karena itu dia mendekat dengan jarak seperti sekarang. “Hidungmu terlalu besar.” Sahutnya dengan nada datar, seakan jarak itu tidak membuat jantungnya berdebar sama sekali. Padahal tubuh Melani sudah lemas dan tidak bisa bergerak sama sekali. “Astaga? Apa kamu bilang?” Reyhan kehabisan kata-kata. “Sebentar.” Melani segera mendorongnya agar dia bisa melihat dengan jelas wajah Reyhan. Dengan jarak itu Melani baru bisa bernapas dengan lega. “Apa?” “Kamu terlihat tua.” Sahut Melani seraya menahan tawanya melihat Reyhan cemberut kesal. “Ya, ya, ya, nilai lah aku sesuka hatimu. Tapi awas saja kalau kamu mau mengganti mempelai wanita di acara pernikahanku dengan putri pembantu! Aku bisa pastikan kamu hamil dalam waktu tidak kurang dari seminggu!” Ancam pria itu padanya, dia berbicara asal saja. Reyhan tidak paham dengan sistem reproduksi wanita, berapa lama waktu wanita untuk bisa hamil dan lain sebagainya. Dia sama sekali tidak peduli dengan yang namanya wanita! Sama halnya dengan Melani yang terlalu polos, gadis itu langsung percaya saja dengan apa yang dikatakan Reyhan kalau dia bisa hamil dalam waktu seminggu jika bertukar dengan Gita saat acara pernikahan nanti. “Tapi, Om.. Gita itu cantik dan dia juga lemah lembut, sopan.. ” Serunya tetap menyarankan Gita pada Reyhan. “Kamu mau Kakekku sakit! Awas saja kalau kamu berulah lagi!” Geram pria itu dengan nada emosi. Dia merasa sudah cukup bersabar menghadapi Melani selama ini. Tapi rupanya Melani tetap kukuh ingin menikmati masa lajangnya saat ini, mencoba segala hal untuk membuat acara pernikahan mereka berdua batal. Melani diam saja dihardik sedemikian rupa oleh Reyhan, gadis itu memang diam saja saat pria itu memarahinya. Tapi itu hanya berlangsung selama beberapa menit. “Om Tua!” Seru Melani padanya. Dipanggil om sudah membuatnya merasa tua, kini ditambah lagi dengan kata ‘tua’ oleh calon istrinya. “Apa lagiiiiii?!” Bentaknya dengan kedua tangan mengepal sudah tidak bisa bersabar. “Kita sudah sampai, ayo turun.” Ucap gadis itu seraya membuka pintu mobil di sisi kananya lalu keluar mendahului Reyhan turun dari dalam mobil, meninggalkan Reyhan dengan wajah melongo di tempat. “Astaga! Apa semua wanita di dunia ini sangat menyebalkan seperti gadis ingusan itu! Kutukan apa yang aku terima di masa lalu hingga membuatku harus menikahinya?” Tanyanya pada dirinya sendiri lalu turun dari dalam mobil, mengikuti Melani yang sudah melambaikan kedua tangannya di ambang pintu restoran. Apa yang dilakukan Melani sekarang terlihat seperti sedang menghentikan kendaraan besar di tengah jalan raya! Bahkan petugas kebersihan ikut tertawa melihat Melani melonjak-lonjak sambil terus melambaikan kedua tangannya ke arah Reyhan. “Om Tua! Ayo cepetan!” “Sangat memalukan!” Gumamnya dengan tangan kanan mengepal, setibanya di depan gadis itu segera menarik tali tas pada bahu kanan Melani, menyeretnya masuk ke dalam restoran.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN