Malam semakin larut, tetapi Dara dan Kairo masih terjaga. Setelah Arkan lahir, kebiasaan tidur mereka berubah drastis. Malam-malam tanpa tidur menjadi bagian dari kehidupan baru mereka, tetapi tak sedikit pun keluhan terlontar dari mulut keduanya. Mereka tahu bahwa setiap momen bersama sang buah hati adalah anugerah. Suatu malam, tangisan Arkan membangunkan mereka. Kairo yang sudah kelelahan sehabis bekerja tetap berusaha bangun lebih dulu, tetapi Dara segera menepuk lengannya. "Mas, aku yang ambil. Kamu baru saja tidur." Kairo mengusap wajahnya yang lelah, lalu tersenyum. "Nggak apa-apa, Sayang. Aku bisa." Ia mengangkat Arkan ke dalam gendongannya dan mulai menepuk-nepuk punggung mungil bayi itu. "Ssst... Nak, jangan nangis, ya. Ayah di sini." Dara yang melihat pemandangan itu terseny