Yasinta memegang tangan Wibisono. Tatapannya begitu lekat kepada Wibisono. "Aku gak apa- apa Mas. Kamu berangkatlah dengan Windu. Aku di rumah saja," ucap Yasinta pelan. "Yakin? Mau di rumah? Atau sudah punya rencana dengan teman -teman sosialita kamu?" tanya Wibisono yang sudah sangat hapal dengan kebiasaan Yasinta setiap hari. Yasinta tersenyum dan memegang dagu suaminya lmbut. "Tahu aja. Aku ada arisan berlian. Minta uang saja, transfer ke rekening aku," ucap Yasinta pelan. "Arisan berlian? Berapa itu Yas?" tanya Wibisono tercengang. Yasinta begitu nekat selalu ikut trend arisan yang sedang di minati oleh teman -teman sosialitanya. "Seratus juta Mas. Bisa transfer kan seklaian buat makan siangnya. Uangku sudah habis," jawab Yasinta satai tanpa rasa bersalah. "Apa? Seratus juta. B