Bagas meyakinkan Kalinda jika pilihannya kali ini sudah benar. Wajahnya terlihat berat ketika akan meninggalkan kamar yang sudah dia tempati lebih dari satu bulan. “Aku pengen ketemu Keila dulu, Mas, aku nggak bisa tinggalin dia gitu aja.” Bagas menatap Kalinda yang berdiri di hadapannya. Dia mengelurkan tangannya dari dalam saku dan mengusap bahu kiri Kalinda. “Kamu tidak akan berpisah selamanya dengan Keila, besok setelah pulang sekolah saya ajak mampir ke rumah dan kamu bisa main sepuasnya sama dia.” Kalinda paham, tapi dia hanya takut Keila tidak nyaman lagi bersamanya karena sudah ada Sandra yang mungkin lebih baik. “Sudah, ayo saya antar kamu nanti keburu malam.” Akhirnya dengan berat hati Kalinda keluar dari kamar ini, tas besar yang berisi baju dan beberapa barang penting