Farah membuka mata, saat mendengar suara cekikik tawa di dekatnya. Tepat di depannya, Faridh, dan Farida tengah tertawa senang sambil menatap ke arahnya. "Ehmm ada apa, Sayang, kenapa kalian turun dari tempat tidur?" Farah berusaha menggera tubuh, tapi tubuhnya seperti terikat kuat. Farah baru menyadari, sebuah lengan besar tengah membelit tubuhnya, dan satu tangan lagi jadi bantal kepalanya. "Hahaha! Bunda ma Ayah pelukan, Abang cenang liat Ayah peluk Bunda!" Seru Faridh dengan wajah sangat ceria. "Dede uga cenang, Ndaa, Yayah, peyukan!" Sang adik menimpali ucapan Abangnya. "Mas bangun!" Farah berusaha melepaskan diri dari pelukan Faiz. "Emhhh ...." Faiz membuka mata, ia melepaskan pelukannya, dan ingin menggeliatkan tubuh, cepat Farah bangun dari berbaringnya, dan turun dari atas