"Ada apa Pa?" tanya Saka saat melihat papanya mengurut pangkal hidungnya. "Papa harus keluar kota. Padahal minggu ini HPL Dea." "Papa ingin menemani Dea di proses kelahirannya?" "Tentu saja!" "Saka tidak mungkin menggantikan Papa di proyek Papa. Kalau begitu, biar Saka yang mengawasi mama. Nanti kalau ada apa-apa, Saka hubungi Papa." "Begitu ya?!" Saka mengangguk. "Papa percaya aja sama Saka." "Makasih ya Nak..." Seperti suami yang lain, Raka juga merasakan bagaimana dag dig dug nya menjelang kelahiran bayi Dea. Meski yang akan dilahirkannya bukan anak kandungnya, tapi ia berjanji akan menyayanginya seperti menyayangi anak kandungnya. Hanya saja, Raka belum berani menemui Dea sampai detik ini. Memang Raka mengakui jika dirinya sangat pengecut. Tapi ia sungguh belum memilik