Api Cemburu

1905 Kata
Beberapa hari setelah kedatangan sepuluh selir baru kaisar, istana menjadi sedikit lebih hidup. Permaisuri Xianmu sebagai ibu negara juga tidak luput dari tugasnya, ia adalah fondasi yang menstabilkan istana. Berkat kedatangan sepuluh selir baru itu juga permaisuri Xianmu tidak merasa kesepian lagi. Adiknya Cao Hua yang juga berstatus sebagai Guiren sering kali menemani wanita kesayangan kaisar itu mengobrol. “Xiao Hua, aku tidak pernah melihat selir Fu sejak beberapa hari yang lalu. Apa dia baik-baik saja?” Tanya permaisuri Xianmu Wajah selir Hua sedikit masam, nampaknya dia masih belum terbiasa dengan etiket istana. Dengan polosnya selir Hua mengangkat hanfunya dan berjalan mendekat ke arah permaisuri. Selir Hua berbisik ditelinga permaisuri Xianmu tanpa peduli beberapa pelayan istana melihat tingkah lakunya itu,"Kakak, aku mendengar rumor malam pertama yang dialami selir Fu. Dan tampaknya dia sudah kehilangan wajahnya." Wajah permaisuri Xianmu yang semula tenang kini sedikit berubah ketika ia mendengar perkataan Cao Hua. Awalnya permaisuri Xianmu ingin menegur Cao Hua mengenai sikapnya yang agak kurang sopan itu, tapi nyatanya permasalahan selir Fu lebih runyam dari yang dibayangkan. Baru beberapa hari menyandang gelar Guiren, tapi perempuan itu sudah memiliki masalahnya sendiri. "Aku akan bicara secara pribadi padanya." Permaisuri Xianmu masih tenang. Permaisuri Xianmu adalah tipikal orang yang terlalu malas untuk mencari musuh. Istana adalah tempat yang megah namun mengerikan, memiliki musuh di istana sama saja dengan memiliki penderitaan. Karena hal inilah tanpa membuang-buang banyak waktu, permaisuri kaisar Xian itu langsung menuju paviliun Bingxue tempat kediaman selir Fu. Beberapa dayang istana mengikutinya dari belakang, hingga akhirnya salah satu dayang utama permaisuri berteriak dan mengumumkan kedatangan permaisuri Xianmu,"Yang Mulia Selir Fu, Permaisuri Xianmu datang." Tak perlu menunggu lama untuk pintu paviliun Bingxue terbuka. Selir Fu dengan tergesa-gesa berlari ke arah wanita yang dibencinya itu. "Yang mulia permaisuri, maafkan aku yang tidak menyambutmu." Selir Fu membungkuk. Permaisuri Xianmu meraih tangan selir Fu seraya berkata,"Ah, sudahlah. Aku kemari karena ingin menjenguk selir Fu. Bisakah kita bicara sambil minum teh?" Selir Fu sedikit ragu sebelum akhirnya dia memberikan jawaban,"Ah, silahkan. Tentu saja aku tidak akan berani menolak niatan baik permaisuri." “Yang mulia permaisuri, ini adalah teh hijau kebanggaan klan Fu. Mendiang ibu suri juga menyukainya. Dan kudapan yang lembut ini adalah kue beras yang klan Fu dapatkan ketika mengunjungi Goguryeo, didalamnya ada beberapa isian yang manis dan lembut. Mohon agar permaisuri mencicipinya.” Selir Fu berkata dengan suara lemah lembut. “Butiran gula yang halus di atas kue ini benar-benar terlihat seperti salju.” Permaisuri Xianmu tanpa ragu memuji tampilan kue beras yang ada di atas piring kecil. Obrolan kedua perempuan cantik itu di mulai dengan percakapan ringan, wajah selir Fu tidak menunjukkan ekspresi ketidaksukaannya sama sekali pada permaisuri Xianmu. Topeng yang dipakai oleh selir Fu jauh lebih kuat dari apa yang terpikirkan. Permaisuri Xianmu bahkan tidak bisa menemukan keluhan dari wajah cantik nan anggun selir Fu. Tangan permaisuri menggapai kudapan kecil yang telihat seperti kue beras itu, jari-jarinya menyentuh butiran-butiran gula halus sebelum akhirnya kue yang kenyal itu masuk ke dalam mulutnya. Wajah permaisuri Xianmu berubah begitu ia menggigit sepotong kue lembut itu, melihat ekspresi permaisuri Xianmu yang aneh, selir Fu sedikit terkejut, “Permaisuri, apakah ada yang salah dengan kue itu? Apa rasanya tidak enak, kalau begitu aku akan menyuruh pelayan…” Permaisuri Xianmu dengan sigap melahap kue manis itu dan memasukkan sisa kue yang digigitnya itu ke dalam mulutnya, Permaisuri Xianmu menjawab dengan sedikit keraguan, “Ah tidak, tidak, ini benar-benar kue yang sangat manis dan enak.” Selir Fu tampak puas, “Syukurlah.” Permaisuri Xianmu mulai membuka topik utama, ia mengatakan tujuan dan maksud kedatangannya ke paviliun Bingxue pada selir Fu. Permaisuri Xianmu, “Aku sudah mendengar rumor yang beredar di istana. Dan aku..” Selir Fu menyela ucapan permaisuri Xianmu itu secepat kilat, ia bahkan tidak membiarkan permaisuri Xianmu menyelesaikan pertanyaannya. “Permaisuri, sungguh itu hanyalah sebuah rumor. Aku benar-benar tidak mempermasalahkan malam pengantin itu sama sekali.” Permaisuri Xianmu sedikit lega, “Syukurlah kalau begitu. Aku memang kurang sedikit ketat pada pelayan istana, tapi kau jangan khawatir, hal ini tidak akan pernah terjadi di masa depan.” Ucapan permaisuri Xianmu yang lembut itu semakin membuat selir Fu ingin memuntahkan darah. Kebenciaannya sekarang sudah meresap hingga ke tulang begitu ia melihat wajah permaisuri Xianmu. Meski begitu, Selir Fu tersenyum walau sebenarnya dalam benaknya ia benar-benar muak melihat permaisuri Xianmu. Wajahnya tertutupi topeng kepalsuan dengan sempurna. Tak berselang lama setelah permaisuri meninggalkan pavilion Bingxue, maka emosinya pun meledak-ledak. “Aku bahkan lebih muak melihat sikap baiknya itu. Itu hanyalah pura-pura, aku tau kalau permaisuri Xianmu datang hanya untuk mengejek dan mempermalukanku. Dasar rubah licik.” Selir Fu berkata dengan kejam. Pelayan selir Fu tidak bisa tidak berkomentar, ia kembali menyiram minyak ke dalam api yang menyala-nyala, “Yang mulia tenang saja, pelayan ini akan mendukung dan membantu yang mulia. Sebenarnya tadi..” Pelayan itu nampaknya ingin mengatakan sesuatu pada selir Fu, tapi selir Fu sudah memotongnya dengan kembali berkata, “Apa yang ingin kau katakan?” Pelayan itu ragu-ragu, “Ah tidak ada apa-apa.” Seharian ini kaisar tengah sibuk dengan urusan negara dan militer. Wajah tampannya terlihat lesu begitu ia keluar dari ruang belajarnya. Walau di depan para pejabat istana dan bawahannya, kaisar Xian terlihat tangguh dan berkharisma, tapi di depan Si Zhui ia benar-benar tidak bisa tidak mengeluh. “Si Zhui, sekarang aku tau kenapa kakak dulunya benar-benar tidak punya waktu untuk mencari seorang permaisuri. Demi surga, ini benar-benar melelahkan.” Kaisar Xian meraung sambil menarik-narik lengan baju Si Zhui. Si Zhui menjawab dengan suara samar-samar, “Akhirnya anda sadar yang mulia.” Kaisar Xian tersentak dan hampir memukul Si Zhui, “Apa kau bilang! Kau yah, aku benar-benar sudah memanjakanmu sekarang. Kau bahkan sudah berani menggodaku dengan leluconmu yang tidak lucu itu.” Si Zhui segera berlutut, “Hamba pantas mati.” Chu Fei Yang benar-benar datang di waktu yang tepat. Alih-alih menghibur kaisar Xian, Chu Fei Yang malah membuat amarah kaisar Xian itu semakin membara. Wajah cerianya tiba-tiba muncul ketika ia berkata, “Aiya, kaisar..apakah kehidupan anda sudah benar-benar berubah ketika sepuluh keindahan baru saja datang ke istana?” Menyebutkan sepuluh keindahan yang membuat kaisar Xian sakit kepala itu,Chu Fei Yang mencibir dengan suara penuh semangat. Sementara kaisar Xian yang mendengar ucapan adik sepupunya itu segera mengalihkan pandangannya pada Chu Fei Yang, “Ah rupanya, Fei Fei kita tidak memiliki perkerjaan sekarang?” Mendengar kaisar Xian memanggilnya dengan sebutan “Fei Fei”, Chu Fei Yang sedikit malu dan marah, “Aiya, kaisar, anda tidak boleh memanggilku dengan sebutan Fei Fei. Aku sekarang adalah laki-laki yang sudah beristri, dan aku juga seorang menteri. Jadi panggil aku pejabat Chu.” Kaisar Xian memutar bola matanya saat ia berbicara dengan acuh tak acuh, “Ah baiklah tuan Chu. Lalu bagaimana perkembangan investigasimu mengenai mendiang kaisar Liu Bian. Apakah kau sudah menemukan catatan kesehatannya?” Menempatkan seorang Chu Fei Yang di posisi menteri kesehatan, membuatnya sangat leluasa untuk memeriksa catatan kesehatan keluarga kekaisaran yang tidak muda untuk di akses. Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh kaisar Xian itu, Chu Fei Yang segera mengangguk. “Sebaiknya kita membicarakan hal ini di tempat lain. Bahkan dinding punya telinga, aku akan berkunjung ke Chu Wangfu bersama permaisuri.” Kaisar Berkata sebelum akhirnya ia meninggalkan Chu Fei Yang. Melihat wajah kaisar Xian kembali mendapat tekanan ketika ia mendengar informasi dari Chu Fei Yang, Lan Si Zhui sedikit khawatir. Wajah Si Zhui yang sejuk seperti bulan kembali tersenyum dan pemuda itu kembali berbicara, “Kaisar anda terlihat sangat lelah hari ini. Bagaimana kalau kaisar mengisi energy kaisar lagi?” Kaisar Xian jauh lebih bersemangat, “Kau benar. Kira-kira, apa yang dilakukan oleh aiqing-ku?” (Aiqing : panggilan sayang khusus kaisar pada permaisurinya.) Si Zhui berpikir dalam benaknya, “Sejak kapan tuan yang aku layani bisa menjadi seperti ini? Dia gila karena cinta.” Tanpa sadar Si Zhui menggeleng-gelengkan kepalanya, kaisar Xian memperhatikan Si Zhui dengan tatapan membunuh, “Kau sedang membayangkan apa?” Si Zhui segera memasang wajah memelas, “Ah tidak, tidak. Kaisar ayo pergi, yang mulia permaisuri sudah menunggu anda.” Topik pembicaraan mereka berdua segera teralihkan dan Si Zhui menghela nafas lega. Jikalau kaisar Xian menyadari pikiran Si Zhui, maka Si Zhui akan diceramahi oleh mantan Wangye itu. (Wangye: Pangeran) Dengan wajah gembira dan senyum yang tak pernah lepas, kaisar Xian berjalan menuju istana Fenghuang milik permaisuri Xianmu. Tak disangka pemandangan di depan istana sangatlah ramai. Beberapa orang keluar masuk dari dalam kediaman permaisuri negeri Han itu. Kaisar Xian tidak bisa menahan rasa penasarannya lebih lama lagi dan bergegas mendekat. “Ada apa ini? Kalian bahkan tidak menyadari kedatanganku, apa yang sebenarnya telah terjadi?” Kata kaisar Xian. Si Zhui tidak bisa tidak bertanya ketika ia melihat seseorang yang sangat akrab dengan Chu Fei Yang muncul di istana Fenghuang, “Bukankah anda asiten Chu Xiang? Apa yang sebenarnya terjadi?” Kiasar Xian meninggikan suaranya, “Siapa yang sakit?” Chu Fei Yang yang beberapa menit yang lalu bertemu dengan kaisar tiba-tiba muncul dari dalam istana Fenghuang dan berkata, “Itu yang mulia permaisuri…” Tanpa mendengar penjelasan lebih lanjut dari Chu Fei Yang, kaisar Xian langsung masuk ke kamar permaisuri. Di dalam kamar sudah ada beberapa orang, termasuk selir Hua yang sedang memegang tangan kakaknya. “Permaisuriku, apa yang sebenarnya terjadi padamu?” kaisar Xian tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Tapi wanita yang amat sangat dikasihininya itu hanya tidur tanpa menjawab pertanyaan kaisar Xian. Wajah permaisuri Xianmu sepucat kertas, bibirnya yang semula berwarna merah delima kini berubah menjadi pucat. “Seseorang harus memberikan penjelasan padaku! Fei Fei katakan! Apa yang sebenarnya terjadi?” Kaisar Xian meninggikan suaranya. Chu Fei Yang yang biasanya sedikit licik, kini hanya bisa berlutu berlutut, “Yang mulia kaisar, ampuni hamba ini. Hamba seharusnya bisa menjaga kesehatan permaisuri Xianmu. Tapi nampaknya sesuatu telah masuk ke tubuhnya dan membuatnya seperti ini.” Xian menagkap maksud Chu Fei Yang, ia kemudian mengalihkan tatapannya pada Mian Mian, “Mian Mian, apa yang telah dia makan tadi? Mian Mian menjawab setelah berpikir keras, “Yang Mulia tidak makan apa-apa, semuanya sudah diperiksa oleh pelayan istana. Tapi…” Kaisar Xian, “Tapi apa? Katakan!” Mian Mian berlutut, “Maafkan hamba kaisar, sebenarnya tadi permaisuri mengunjugi selir Fu. Dan disana dia makan kue lembut yang di siapkan oleh selir Fu.” Selir Hua menyahut, “Kakakku, ah tidak, maksudku Yang Mulia permaisuri tidak akan pernah seperti ini kecuali dia memakan itu kan?” Kaisar Xian, “Apa dia alergi pada sesuatu?” Selir Hua, “Dia alergi kacang merah, aku ingat ketika kami masih kecil, kakak pernah sakit dan hampir mati karena makan kacang merah.” Wajah kaisar Xian gelap, “Fei Fei, cepat obati permaisuri. Tidak boleh ada tabib istana yang keluar dari sini sebelum kondisi permaisuri membaik. Apa kalian mengerti?!” Melihat bawahannya ketakutan ketika suara keras kaisar Xian itu bergema di sepanjang ruangan, Chu Fei Yang dengan percaya diri berbicara, “Yang mulia, anda tidak perlu khawatir. Hamba sudah melakukan akupuntur di setiap titik, dan kondisi permaisuri sekarang sudah jauh lebih baik. Hanya saja…” “Katakan!!” Kaisar Xian berbicara. “Alergi permaisuri terhadap kacang merah sangatlah parah. Sebaiknya untuk tidak membiarkan hal ini terjadi lagi. Aku khawatir dia terlalu banyak mengkonsumsinya tadi, hingga nyawa permaisuri berada dalam bahaya.” Chu Fei Yang memberikan diagnosisnya dengan hati-hati. Wajah kaisar Xian yang penuh dengan kekhawatiran kini bercampur dengan amarah. Ia kemudian berbicara dengan tegas, “Kalian semua harus mendengar nasihat dari tabib Chu. Ingat untuk memperhatikan makanan yang permaisuri konsumsi kedepannya. Jika hal ini terjadi lagi, aku akan menjamin kalian dan keluarga kalian akan mati tanpa pemakaman.” Itu bukanlah permohonan kaisar pada bawahannya melainkan titah yang harus dilakukan. Kaisar Xian tidak pernah terlihat seperti ini sebelumnya, langit seolah-olah runtuh dan dunianya seakan hancur begitu melihat wanita yang dicintainya itu terbujur tak berdaya di depannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN