Hamil?

2666 Kata
Dalam waktu singkat, berita mengenai permaisuri Xianmu yang jatuh sakit terdengar ke seluruh istana, tak terkecuali oleh selir Fu. Wanita terhormat dari klan Fu itu benar-benar tidak menyangka, maka dengan tergesa-gesa ia langsung menuju istana permaisuri. Selir Fu masuk ke dalam kamar permaisuri, di sana ia melihat beberapa tabib terbaik. Selain itu wajah suram kaisar Xian dan janda permaisuri agung membuat suasana di kamar permaisuri itu menjadi semakin mencekam. Melihat hal ini, selir Fu segera membungkuk dan memberi hormat, “Selir Fu berada disini yang mulia kaisar, nenek kekaisaran. Aku turut prihatin atas apa yang menimpa yang mulia permaisuri.” Mendengar selir Fu memanggilanya ‘nenek kekaisaran’, ekspresi janda permaisuri agung semakin gelap. Ia hanya melirik selir Fu dengan tatapan acuh tak acuh. Sementara selir Hua yang juga tengah berada di kamar kakaknya itu sudah tidak bisa menyembunyikan emosinya ketika ia dengan berani berbicara, “Ah benarkah?” Mendengar respon dingin selir Hua padanya itu, selir Fu berbicara dengan penuh kesombongan, “Apa maksud kata-katamu selir Hua?” Pertikaian antara kedua selir baru kaisar Xian itu tidak dapat terhindarkan. Di tengah-tengah musibah yang menimpa permaisuri Xianmu, selir Fu dan selir Hua beradu mulut. Selir Hua yang berwatak keras tidak bisa lagi menahan emosinya, “Ah, jadi selir Fu masih tidak mengerti? Lalu untuk apa maksudmu memberikan kacang merah pada permaisuri Xianmu? Dia alergi kacang merah.” Melihat situasinya berubah menjadi tidak menguntungkan, selir Fu bertanya dengan nada keheranan, “Apa? kacang merah? Kau pasti bercanda, mana mungkin aku…” Bahkan sebelum selir Fu menyelesaikan kalimatnya, Kaisar Xian sudah berbicara terlebih dahulu, “Permaisuri sedang terbaring sakit dan kalian bertengkar disini. Bukankah kalian tidak mengormatinya? Selain itu ada yang mulia janda permaisuri di sini! Selir Hua, kau kembalilah ke paviliunmu. Dan selir Fu, kau ikut aku.” Kaisar Xian melepaskan genggaman tangannya dari tangan permaisuri Xianmu dan berjalan keluar dari istana Fenghuang. Selir Fu yang tampak murung berjalan mengikutinya dari belakang. Hingga akhirnya lamgkah kaisar Xian berhenti begitu mereka sampai di tepi kolam. “Kalian jangan ikuti, aku mau berbicara berdua bersama selir Fu.”Kata Kaisar. Si Zhui dan rombongan dayang istana berdiri jauh dari kaisar Xian dan selir Fu. Mereka berdua berjalan cukup jauh, cukup jauh hingga suara mereka tidak terdengar oleh para pelayan istana. “Kaisar..aku..” Selir Fu gugup. Kaisar Xian berbalik dan menatap selirnya itu, wajahnya masih gelap, “Kau pasti sudah tau kenapa aku ingin berbicara berdua denganmu. Aku bukanlah orang yang baik, sejak kecil aku selalu melihatmu di kediaman ibuku, Mungkin karena sesuatu kita tidak terlalu akrab.” Kaisar Xian masih berbasa-basi dan menyinggung soal masa muda antara dia dan selir Fu, “Ibuku sangat menyukaimu, dia menjodohkanmu dengan kakakku. Dan karena itu pula aku sangat menghormatimu, aku tidak mau memperlakukanmu seperti orang asing karena di mataku kau adalah keluarga. Tapi lihatlah apa yang terjadi hari ini. ” Selir Fu ketakutan, ia segera berlutut dibawah kaki kaisar sembari berkata, “Kaisar, aku benar-benar tidak tau kalau permaisuri Xianmu alergi pada kacang merah. Dan lagi pula aku tidak tau kalau kue beras yang dia makan itu ada kacang merahnya, pelayanku yang…..” Selir Fu teringat kejadian tadi, salah seorang pelayan kepercayaanya ingin mengatakan sesuatu padanya. Sekarang selir Fu tau kenapa pelayan itu nampak ketakutan saat ingin mengatakan hal itu. Saat teringat hal ini, selir Fu tidak bisa tidak mengutuk di dalam hatinya. Tidak bisa tinggal diam, wanita terhormat dari klan Fu itu membela dirinya, “Kaisar, itu bukan aku. Pelayanku yang memberikan kue beras itu pada permaisuri. Mana mungkin aku berani mencelakai permaisuri Xianmu.” Kaisar Xian mendengus, “Ah, pelayanmu. Kau benar, dia adalah pelayanmu yang akan mengikuti segala perintahmu.” Selir Fu, “Kaisar, percayalah. Itu bukan aku.” Pembelaan dari selir Fu itu sama sekali tidak menggoyahkan tuduhan kaisar Xian padanya. Sebaliknya, kaisar Xian menjadi semakin kecewa ketika ia berbicara, “Ini juga salahku, seharusnya aku tidak menyerahkan prosesi pemilihan selir kepada permaisuri. Seandainya aku tau kalau kau adalah utusan dari fraksi timur, maka aku akan menolakmu.” Suara kaisar Xian tidak keras saat ia mengatakan hal ini, tapi di dalam ucapannya yang setajam bilah pedang itu mengandung arti yang sangat menyakitkan hati selir Fu. Kaisar Xian dengan kata-katanya itu sangat menyayangkan bahwa Fu Shuo akan menjadi salah satu selirnya. Dengan wajah dingin, kaisar Xian membantu selir Fu untuk berdiri. Melihat secercah kebaikan dari kaisar Xian, selir Fu sedikit tersentuh. Tapi nyatanya kaisar Xian tidak sebaik apa yang ia kira, dengan nada dingin kaisar Xian kembali melanjutkan perkataanya saat ia menatap selir Fu dari dekat, “Aku benar-benar tidak akan membiarkan hal ini. Kalau sampai sesuatu terjadi pada permaisuriku, aku tidak akan segan-segan menghukummu selir Fu.” Kaisar Xian meninggalkan selir Fu ditepi kolam. Tubuh ramping selir Fu terhempas ke tanah yang dingin, angina malam membuat hanfu ungunya berkibar, sekarang ia tampak menyedihkan.Beberapa pelayan setianya menghampiri selir Fu, tak terkecuali pelayan yang telah sengaja memberikan kue beras itu pada permaisuri Xianmu. Pelayan itu berlutut, wajahnya ketakutan saat ia melihat wajah murka selir Fu menatapnya dengan tatapan membunuh, “Yang mulia, maafkan aku. Aku..” PLAKKK Sebuah tamparan keras datang dari tangan ramping sang selir. Pelayan kurus itu jatuh ke tanah begitu tamparan itu memukul wajah putihnya. Selir Fu sudah kehilangan akal, dia begitu marah sampai ingin merobek daging dan kulit pelayan itu. Belum cukup tamparan yang begitu menyakitkan itu, sekarang selir Fu memaki pelayan itu dengan kata-kata kejam, “Kau b***k rendahan, apa kau tau? Gara-gara perilakumu ini kaisar menjadi sangat marah padaku!” “Ampun, ampuni b***k ini yang mulia.” b***k itu menangis tak berdaya berharap selir Fu akan mengampuninya. Tapi selir Fu adalah wanita cantik yang kejam, bak mawar indah merona yang durinya mampu membuat seseorang berdarah. Dan malam ini, selir Fu menunjukkan dirinya yang sebenarnya. “b***k bodoh sepertimu tidak boleh dibiarkan. Otakmu sudah tidak berguna lagi, bawa dia dan jual dia dirumah b****l. 2 hari lagi, aku ingin tubuhnya menjadi santapan anjingku.” Selir Fu berkata dengan kejam. Pelayan muda yang masih berusia sekitar enam belas atau delapan belas tahun itu diseret oleh beberapa pelayan selir Fu, jeritan dan tangisan putus asanya sama sekali tidak bisa menghentikan hukuman kejam itu. Hukuman yang diberikan selir Fu itu benar-benar tidak manusiawi. Bagaimana tidak? b***k itu akan dibawa ke rumah b****l dan akan dipaksa melayani para pria disana. Kejamnya dia akan terus melakukan hal kotor itu sampai ia benar-benar mati, dan akhirnya tubuhnya akan menjadi santapan anjing selir Fu. Sungguh biadab. Selir Fu kembali ke kediamannya dengan wajah gelap. Sekarang amarahnya sudah mencapai batas, ia benar-benar benci akan kehidupannya sendiri. “Hah! Permaisuriku. Bahkan kau tidak berniat menjaga perasaanku kaisar. Kau membela dan memamerkan kasih sayangmu di depanku. Lihat saja nanti, lihat apa yang bisa aku lakukan pada wanita kesayanganmu itu.” Kata selir Fu seraya mengingat perkataan kaisar Xian di kolam tadi. Istana Fenghuang, Kediaman Permiasuri Xianmu Istana Fenghuang permaisuri sekarang nampak lebih sepi. Hanya beberapa pelayan dan juga tabib yang keluar masuk dari dalam kamar permaisuri. Cahaya terang masih terlihat dari balik jendela kamar, dan orang terakhir yang keluar dari kamar permaisuri adalah Mian Mian, Tak disangka kaisar Xian kembali ke kamar permaisuri. Tangan kaisar yang tak terbiasa melakukan pekerjaan kasar nampak berbeda, tangannya dengan sabar menyeka wajah sang permaisuri dengan handuk hangat. “Kapan kau akan bangun? Aku lebih suka mendengarkan omelanmu daripada harus melihatmu terbaring tak berdaya seperti ini. Kau boleh menendangku, aku janji tidak akan menghukummu.” Kata Kaisar dengan suara pelannya. “Uh?” kaisar merasakan sesuatu menarik jubah naganya. Sepasang mata sayu terbuka dan menatap wajah tampan kaisar Xian. Bibir tipisnya perlahan terbuka dan berkata, “Aku akan menendang kaisar lain kali saja.” Suara pelan permaisuri Xianmu benar-benar terdengar tak berdaya. Wajahnya masih pucat ketika ia menatap punggung kaisar Xian yang tengah menghadapnya. Melihat orang yang amat dikasihininya bangun, kaisar Xian tidak bisa menyembunyikan kebahagiaanya lagi. Secara tiba-tiba, kaisar Xian memeluk tubuh permaisuri yang masih terbaring lemas dihadapannya. Kaisar Xian hampir menangis, “Kalau kau tidak bangun, aku benar-benar akan menjadi orang gila yang akan menguliti hidup-hidup orang yang membuatmu sepeti ini. Tapi syukurlah, surga masih baik padaku.” Membenamkan wajahnya di d**a kaisar Xian, permaisuri Xianmu tersenyum dalam diam. Wajahnya yang semula pucat, seketika menjadi memerah ketika kaisar Xian mengecangkan pelukannya. “Uhuk,uhuk, kaisar aku tidak bisa bernapas.” Kata permaisuri yang masih setengah sadar. Kaisar Xian segera melepaskan tubuh permaisuri Xianmu dari pelukanya. Kaisar Xian tidak tau harus tertawa atau menangis ketika melihat wajah permaisurinya cemberut, “Maafkan aku, aku terlalu gembira. Bagaimana perasaanmu permaisuriku?” “Aku baik. Berkat kasih sayangmu, kini aku sembuh.” Balas permaisuri. Secara perlahan kaisar Xian membantu permaisuri bangun. Sudah seharian permaisuri Xianmu tidak makan, jadi para pelayan menyiapkan makanan khusus untuknya. Kondisi permaisuri Xianmu yang masih belum stabil membuat kaisar Xian sangat khawatir. Sebagai tabib yang menjaga permaisuri secara pribadi, Chu Fei Yang kembali di seret oleh kaisar Xian ke istana. Ini sudah larut malam, dan Chu Fei Yang yang baru saja akan memeluk istrinya harus kembali gigit jari. “Salam pada yang mulia kaisar dan permaisuri.” Chu Fei Yang menahan kantuk yang terlihat jelas di matanya. Tapi kaisar Xian tidak peduli akan hal itu, ia hanya memerintahkan Chu Fei Yang untuk memeriksa permaisurinya. Setelah beberapa saat, Chu Fei Yang meletakkan sapu tangan di atas pergelangan tangan permaisuri Xianmu dan mulai memeriksa denyut nadi permaisuri Xianmu. “Bagaimana?” Kaisar Xian bertanya. Tapi Chu Fei Yang tidak menjawab, sebaliknya ia tampak ragu-ragu dan mengulangi pemeriksaannya lagi. Setelah tiga kali memeriksa denyut nadi permaisuri Xianmu, Chu Fei Yang akhirnya mendapatkan hasilnya. “Kaisar….” Chu Fei Yang tiba-tiba menatap wajah kaisar Xian dengan tatapan aneh. Melihat perilaku aneh Chu Fei Yang itu, kaisar Xian segera bertanya, “Apakah penyakit permaisuri separah itu.” Chu Fei Yang menggeleng-gelengkan kepalanya saat kaisar Xian dengan serius bertanya padanya. Chu Fei Yang sekali lagi melupakan etiketnya dan segera memeluk kaisar Xian secara sembrono. “Kau mau mati?” Kaisar Xian berbisik di telinga Chu Fei Yang. Sementara permaisuri Xianmu dan beberapa dayang yang mengamati kelakukan Chu Fei Yang itu hanya bisa tersenyum Secara tiba-tiba Chu Fei Yang menggenggam tangan kaisar Xian dan berkata dengan kurang ajar, “Kakak sepupu, selamat kau akan menjadi diedie.” (Diedie= sebutan untuk ayah/ biasanya tidak digunakan untuk kaisar) Kaisar Xian bertanya dengan wajah penuh harap pada Chu Fei Yang untuk memastikan apa yang di dengarnya itu bukanlah sebuah bualan semata, “Kalau kau membohongiku, akan menghukummu.” Chu Fei Yang secara acuh tak acuh berkata, “Aiya, aku sudah memeriksa permaisuri sebanyak tiga kali. Dan ini adalah kali pertama aku merasakan denyut nadi ganda di tubuh permaisuri. Aku berani bersumpah demi kekayaanku, anda akan menjadi seorang ayah.” “Selamat yang mulia kaisar, selamat yang mulia permaisuri.” Seluruh pelayan yang mendengar berita membahagiakan ini seketika bersujud penuh rasa syukur. Sementara itu rona kebahagiaan terus terpancar dari wajah permaisuri dan kaisar. Kaisar Xian menggenggam erat tanga permaisuri ketika ia berbicara, “Terima kasih permaisuri.” Melihat kebahagiaan di depannya itu, Chu Fei Yang merasa sedikit sedih. Ia seharusnya bisa menghabiskan malam yang indah bersama Cao Xiao, tapi karena kaisar ia harus berlari ke istana di malam yang dingin itu. Berniat membalas perbuatan kakak sepupunya itu, Chu Fei Yang dengan licik menyerahkan tonik kepada kaisar, “Yang mulia, ini adalah tonik untuk permaisuri. Mohon untuk permaisuri minum, dan juga…” Wajah kaisar Xian sudah gelap saat Chu Fei Yang merusak momen bahagianya, ia kemudian bertanya, “Dan juga apa, katakan.” “Selama masa kehamilan permaisuri ini, anda tidak boleh berbuat gila kaisar. Ini akan berlangsung selama tiga bulan, setelah tiga bulan anda baru bisa menyentuh permaisuri lagi.” Chu Fei Yang nyaris tertawa bahagia ketika ia menyampaikan sarannya itu. Dengan wajah kecewa kaisar Xian mengangguk, “Aku tau, sekarang kau boleh pergi. Kalian semua juga keluar, Si Zhui antar Fei Fei kita ini sampai keluar.” Si Zhui mengangguk sebelum akhirnya menyeret Chu Fei Yang untuk meninggalkan istana Fenghuang. Sementara itu bau ramuan obat yang sangat menyengat itu membuat permaisuri ingin muntah. Tapi ramuan herbal itu khusus dibuat untuknya agar tubuhnya kembali sehat. Melihat permaisuri yang ogah untuk menelan rebusan herbal itu, kaisar Xian harus sedikit berusaha. “Kau harus meminumnya permaisuriku, ini demi kesembuhanmu. Dan juga jika permaisuri ingin calon putra mahkota sehat, permaisuri juga harus sehat.” Kata kaisar sembari menyodorkan sesendok obat untuk permaisuri Xianmu. Mendengar celotehan kaisar Xian tentang “Putra Mahkota”, permaisuri Xianmu sedikit tersenyum. Ia kemudian memeluk lengan kaisar dan bertanya dengan nada manja, “Bagiamana kaisar tau kalau anak ini laki-laki? Bagaimana kalau dia perempuan?” “Ini adalah naluri sebagai ayah. Permaisuri tidak akan memahaminya. Sekarang minum obatmu.” Kaisar Xian kembali mengangkat mangkuk porselen yang berisi ramuan herbal itu ke arah permaisuri. Aroma yang kuat dari obat itu hanya membuat permaisuri Xianmu menggeleng-gelengkan kepalanya, “Maafkan aku yang tidak berguna ini kaisar.” Kaisar Xian tidak bisa membiarkan kondisi permaisuri terus seperti ini, maka ia pun mengambil inisiatif, “Aku tidak bisa membiarkanmu tidak meminum obat ini. Aku akan membantu permaisuri untuk meminumnya. Aku janji rasa pahitnya akan hilang.” Permaisuri Xianmu hanya terdiam, wajahnya menunjukkan rasa penasaran yang hebat. Tapi kondisinya yang lemah saat ini tidak membiarkan sang permaisuri banyak bertanya. Wajah cantik permaisuri Xianmu keheranan saat melihat kaisar Xian meminum obatnya. Kaisar Xian memasukkan semua cairan obat itu kedalam mulutnya hingga kemudian ia memasukkan obat itu ke dalam mulut permaisuri. Walau kaisar Xian pernah melakukan hal ini sebelumnya, tapi permaisuri Xianmu tidak bisa tidak tersentak. Tangannya berusaha menghalangi bibir mereka bersentuhan, tapi tubuhnya cukup lemah untuk menolak. Di dalam hatinya permaisuri Xianmu berkata, “Kaisar, memberiku obat lewat mulutmu? Tapi kau benar, rasanya sudah tidak pahit lagi.” Permaisuri, “Uhuh,uhuk,,” Kaisar Xian, “Kau tidak apa-apa?” Permaisuri Xianmu menggeleng-gelengkan kepalanya, “…..” Kaisar Xian segera mengambil beberapa manisan untuk dirinya sendiri, “Kau tidak boleh makan manisan ini agar obat itu bekerja. Tapi kau benar permaisuriku, ini benar-benar obat yang pahit.” Setelah jeda sesaat, kaisar Xian tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke arah permaisuri Xianmu, “Kalau kau mau minum obat, biarkan aku membantumu. Aku rasa ini adalah cara terbaik. Hahahah.” Melihat kaisar Xian meledeknya, permaisuri Xianmu dengan impulsive memukul orang nomer satu di dinasti Han itu. Sehari setelah berita kehamilan permaisuri Xianmu menyebar, istana Weiyang seketika gempar. Para menteri dari fraksi barat tampak sangat bahagia dan memberikan selamat atas kehamilan permaisuri. Selain itu, nenek kekaisaran yang sudah mendengar berita ini sejak semalam sudah beranjak dari kediamannya bahkan sebelum matahari terbit, hanya untuk pergi ke istana Fenghuang. “Yang mulia janda permaisuri agung tiba.” Kasim istana Fenghuang mengumkan kedatangan janda permaisuri agung. Di sekitar istana Fenghuang masih sepi, tak heran karena jam masih menunjukkan pukul enam pagi. Permaisuri Xianmu sepertinya masih cukup kelelahan karena semalam ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tetapi karena janda permaisuri agung sudah datang, ia hanya bisa menyambutnya dengan senyum. Walau hanya berakaian sederhana, permaisuri Xianmu bergegas beranjak dari tempat tidurnya untuk menyambut nenek kekaisarn. Tapi janda permaisuri agung yang terlebih dahulu tiba di dalam kamar permaisuri segera berkata, “Permaisuri, kau tidak perlu bangun. Lupakan untuk memberi hormat mulai sekarang, jangan membuat dirimu sakit.” Mendengar ucapan wanita tua itu permaisuri tersenyum ketika ia berjalan ke kursi, “Maafkan cucu ini nenek kekaisaran. Aku benar-benar terlambat untuk menyambut anda.” Janda permaisuri agung menepuk tangan permaisuri Xianmu yang masih pucat, ekspresi wanita tua itu penuh kasih sayang ketika ia berbicara, “Ini adalah salah orangtua ini, jangan menyalahkan dirimu permaisuri. Orangtua ini sudah dari semalam tidak sabar untuk menemuimu, itu karena bocah tengik Chu Fei Yang mengatakan padaku kalau kau kini tengah mengandung.” Aroma teh bunga krisan tercium di dalam ruangan ketika para pelayan menghidangkannya bersama dengan kue. Bubur akar teratai dan sup ayam jahe juga dihidangkan pada saat yang bersamaan. Nenek kekaisaran secara khusus menyuruh dapur istana untuk menyiapkan hidangan ini untuk cucu menantunya. “Permaisuri harus makan, ini adalah makanan yang bergizi. Mendiang ibu suri juga memakannya ketika ia sedang mengandung kaisar.” Janda permaisuri agung berbicara dengan lembut. “Kalau begitu mari kita sarapan bersama nenek kekaisaran. Aku akan senang jika nenek kekaisaran juga sarapan.” Permaisuri Xianmu tersenyum kepada janda permaisuri agung sebelum akhirnya ia menyuruh pelayan untuk menambahkan satu set peralatan makanan untuk janda permaisuri agung. Sarapan pagi yang damai antara nenek dan cucu menantu itu tiba-tiba hancur ketika rombongan para selir datang untuk memberikan penghormatan pagi pada permaisuri Xianmu. Ke sepuluh wanita cantik itu terkejut karena mereka melihat janda permaisuri agung sudah berada di istana Fenghuang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN