Reinkarnasi Kaisar

1694 Kata
Setelah beberapa jam tertidur karena obat bius, permaisuri Xianmu akhirnya siuman. Ia kini sudah sedikit tenang, walaupun kematian bayi di rahimnya masih sangat sulit untuk ia terima, tapi ia berusaha untuk kuat demi kaisar Xian. Permaisuri Xianmu mempelajari situasi di lingkungannya sekarang. Ruangan di mana ia berbaring terlihat begitu berbeda. Tabib yang dulunya ia kenal sangat tradisional, sekarang jauh lebih modern. Dan ketika permaisuri Xianmu melihat keluar jendela, ia menyadari kalau ia sudah berada di dunia lain. Tok tok tok Suara dari balik pintu terdengar, seseorang mengetuk sebelum akhirnya pintu terbuka. Seorang laki-laki muda masuk, itu adalah Wusan. Melihat penolongnya, permaisuri Xianmu dengan tenang berbicara, "Maafkan aku karena tadi aku terlalu kasar pada tuan muda." "Tidak masalah. Aku tau kau sangat terpukul." Wusan berbicara dengan lembut. Permaisuri Xianmu yang cerdas, perlahan mulai bertanya pada Wusan, "Nama tuan muda siapa?" Mendengar seseorang memanggilnya dengan sebutan tuan muda, Wusan tidak bisa membantu tapi ia merasa sedikit tidak nyaman. "Jangan panggil aku tuan muda. Namaku Wusan." Wusan berbicara. "Kalau begitu sekarang tahun apa?" Permaisuri Xianmu bertanya. Mendengar pertanyaan aneh wanita di hadapannya itu, Wusan hanya mengira kalau wanita itu lupa ingatan. Ia kemudian menjawab, "Sekarang sudah tahun 2021, tahun sapi." "Tahun sapi? 2021? Dinasti Han, apakah itu masih ada?" Mendengar Wusan menyebutkan tahun 2021 dan tahun sapi, permaisuri Xianmu menjadi semakin bingung. Ia adalah permaisuri yang hidup di era dinasti Han, dimana itu berlangsung tahun 181, jadi bisa di pastikan itu sudah ribuan tahun yang lalu! Mendengar wanita di depannya itu menyebut salah satu dinasti terkenal, Wusan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, "Da Jie, sekarang sudah era modern. Dinasti Han sudah hancur sejak ribuan tahun yang lalu. Jangan-jangan kau sudah lama hidup di luar negeri yah?" Permaisuri Xianmu benar-benar mengalami sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ingatannya hanya berhenti saat ia jatuh dari tebing di bukit Lan Ling. Dan ketika ia bangun, ia sudah berada di abad modern, di mana dinastinya sudah musnah. Melihat wanita yang ditolongnya itu sedikit kebingungan, Wusan kembali berbicara, "Da Jie, kalau boleh tau siapa namamu?" Mendengar pertanyaan pemuda di hadapannya itu, permaisuri Xianmu hanya diam. Ia tidak bisa memberitahu jati dirinya, begitu ia memberi tahu kalau namanya adalah Cao Jie, Wusan pasti akan mengira dia gila. Untuk sementara waktu diam adalah pilihan permaisuri Xianmu. "Rupanya kau benar-benar lupa ingatan yah?" Wusan sedikit mengernyitkan alisnya ketika berbicara. Melihat pemuda itu tidak mempermasalahkan tentang jadi dirinya lagi, permaisuri Xianmu merasa sedikit lega. Kini ia sadar kalau reinkarnasi benar-benar ada, begitu dokter berwajah Chu Fei Yang itu menampakkan dirinya, permaisuri Xianmu merasa ada sesuatu yang janggal. Permaisuri Xianmu berpikir bahwa pasti ada alasan kenapa ia bisa sampai di tempat asing ini. "Ini, kau sudah tidak makan selama beberapa hari. Aku membeli bubur ini di restoran tadi pagi. Kau makan saja." Wusan tampak iba melihat permaisuri Xianmu, dengan telaten ia memberikan bubur hangat yang baru saja ia keluarkan dari kantong plastik. "Terima kasih tuan Wu." Hidup di istana menjadikan permaisuri selalu waspada. Ketika makanan di sajikan untuknya, akan selalu ada pelayan untuk memastikan makanan yang akan di makannya itu aman dari racun. Tapi sekarang permaisuri Xianmu tidak memiliki siapa-siapa di dunia modern ini. Tubuhnya lemah, dan ia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri untuk bertahan hidup. Jadi dengan kondisi yang menyedihkan, ia memakan bubur permberian Wusan itu dengan lahap. Melihat wanita yang diselamatkannya itu tampak kelaparan, Wusan dengan hati-hati menuangkan air di gelas, "Makanlah perlahan, jangan sampai menyakiti dirimu." Wusan merasa ada yang salah dengan perkataannya, ia tidak menyangka dengan hanya beberapa kata yang keluar dari mulutnya, air mata mulai membasahi pipi permaisuri Xianmu. "Kau, kau, kenapa menangis? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?" Karena kebingungan, Wusan bertanya. Mendengar pertanyaan Wusan itu, permaisuri Xianmu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, "Tidak, tidak, hanya saja bubur ini sangat enak. Terima kasih tuan Wu." Bukan rasa bubur itu yang membuat hati permaisuri menangis. Ia adalah permaisuri negeri Han, semua makanan yang enak telah ia rasakan. Hanya saja kata-kata Wusan yang menyuruhnya untuk makan secara pelan adalah kata-kata yang biasa Kaisar Xian ucapkan dulu. Mengingat hal ini, permaisuri Xianmu merasakan kerinduan pada suaminya itu. "Hmm, maafkan aku. Karena aku tidak mengetahui identitasmu, dan juga kau tidak ingat apa-apa, aku hanya bisa memberitahu pihak rumah sakit kalau kau adalah sepupuku. Dan aku memakai nama sepupuku untuk administrasi rumah sakit. Jadi kalau perawat memanggilmu Chen Qian Qian, kau harus bekerja sama yah?" Wusan dengan ragu-ragu berkata. Mendengar ucapan penyelamatnya permaisuri Xianmu tersenyum dan ia mengangguk. Melihat begitu banyak hal asing, permaisuri Xianmu terlihat mulai beradaptasi sedikit demi sedikit dengan dunia barunya itu. Setelah ketukan tiga kali, pintu kamar rumah sakit tiba-tiba terbuka. Dokter Xiao Chuan datang bersama perawatnya. Sekali lagi melihat wajah dokter itu benar-benar mirip dengan Chu Fei Yang, permaisuri Xianmu sedikit bergumam, "Dia adalah reinkarnasi Chu Xiang." Awalnya dokter Xiao Chuan sedikit risih karena pasiennya itu selalu melihatnya dengan tatapan aneh. Walau ini bukan pertama kalinya ia menjadi pusat perhatian, tapi Xiao Chuan merasa tatapan pasiennya itu sangatlah aneh. "Nona Chen, kondisimu sudah membaik. Kau sudah boleh pulang hari ini. Tapi kau harus kembali ke rumah sakit ini dalam beberapa hari untuk check up." Dokter Xiao Chuan berbicara secara acuh tak acuh. Permaisuri Xianmu tidak memberikan respon, ia hanya menatap wajah lelaki yang tengah berbicara padanya itu. Sejenak batinnya tenggelam dalam pikiran yang rumit, "Dia benar-benar Chu Xiang. Di masa depan pun dia bereinkarnasi sebagai tabib." Melihat pasiennya itu sekali lagi menatapnya dengan tatapan aneh, Xiao Chuan kembali memutar bola matanya. Ia kemudian secara acuh tak acuh keluar dari ruangan. "Apa kau punya tempat tinggal?" Wusan bertanya pada permaisuri Xianmu sembari tangannya menyimpan resep obat yang telah diberikan oleh Xiao Chuan sebelumnya. Permaisuri Xianmu menggeleng-gelengkan kepalanya, ia kemudian dengan polos berkata, "Aku tidak ingat." "Bagaimana dengan keluargamu?" Wusan kembali bertanya. Dan sekali lagi permaisuri Xianmu menggeleng-gelengkan kepalanya. Memikirkan hal ini, Wusan merasa iba pada wanita yang di tolongnya itu. Melihat wanita itu begitu linglung, Wusan dengan ragu-ragu berbicara, "Ehm..kau lebih baik ikut denganku untuk sementara waktu. Jika kondisimu sudah membaik, aku akan membantumu menemukan keluargamu." Tidak ada makan siang gratis di dunia ini, permaisuri Xianmu tidak pernah bisa mempercayai kebaikan orang yang sama sekali tidak memiliki motif. Tinggal di istana, menjadikan instingnya menjadi sangat sensitif. Melihat reaksi perempuan di depannya itu menunjukkan ketidaknyamanan, Wusan segera melambai-lambaikan tangannya, "Kau tidak perlu khawatir. Aku bukan orang jahat. Aku berjanji padamu aku tidak akan mencelakaimu." "Ah, baju tradisionalmu semuanya ada di rumahku." Wusan dengan hati-hati mengatakan hal itu. "Baiklah tuan Wu. Maaf harus merepotkanmu." Permaisuri Xianmu akhirnya setuju setelah ia menimbang dengan hati-hati. Walau ia sedikit ragu dengan niatan Wusan, tapi saat ini ia benar-benar tidak punya siapa-siapa. Setidaknya Wusan lebih baik dari pada harus sendirian. "Karena kau tidak ingat namamu, maka aku hanya akan memamggilmu Qian Qian. Aku harap kau tidak keberatan. Ini adalah nama sepupuku, tapi sejak kami kecil ia sudah dibawa oleh keluargaku untuk berobat di Amerika. Aku bahkan tidak ingat rupanya seperti apa." Wusan tiba-tiba menceritakan perihal keluarganya. Sadar ia sudah terlalu banyak bicara, Wusan segera menutup mulutnya setelah ia berkata, "Maaf, aku terlalu banyak bicara." Chen Qian Qian alias permaisuri Xianmu hanya tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa." Wusan kemudian mengeluarkan sebuah paper bag dari dalam ranselnya, ia kemudian memberikannya pasa Qian Qian, "Ganti pakaianmu, lalu kita pergi." Qian Qian mengambil tas kertas itu dan membuka isinya, itu adalah sepasang pakaian. Tapi sebagai manusia yang hidup di era tradisional, ia benar-benar bingung bagaimana harus memakainya. "Bagaimana cara memakainya?" Qian Qian bertanya pada Wusan. Wusan yang sedari tadi hanya terfokus pada layar ponselnya, benar-benat tidak memiliki pikiran yang kotor. Dengan santai ia kemudian berkata, "Ah kau benar, kau membutuhkan perawat untuk membantumu berpakaian. Tanganmu masih sakit kan?" Sesaat setelah itu, Wusan datang kembali dengan seorang perawat, “Perawat ini akan membantumu berpakaian. Aku akan keluar dulu untuk menyelesaikan biaya administrasi.” Setelah beberapa saat, Wusan kembali masuk ke kamar dan kini ia melihat Qian Qian sudah berganti pakaian. Rambutnya yang panjang itu terlihat begitu tidak sedap di pandang, walau wajah Qian Qian cantik, tapi dengan rambut sepanjang itu, orang-orang mungkin akan memperhatikannya. “Ini, kau harus mengingat rambutmu.” Wusan memberikan sebuah karet yang ia ambil secara acak di tasnya. “Ini untuk apa…?” Permaisuri Xianmu bertanya dengan wajah polos. Sementara perawat yang tengah melipat pakaian rumah sakit yang sebelumnya dikenakan oleh Qian Qian hanya tersenyum, ia kemudian berbicara, “Nona, sepertinya kakak anda ingin anda mengikat rambut anda. Aku akan membantu.” Perawat itu mengambil karet gelang, lalu kemudian dengan lembut merapikan rambut Qian Qian. Ia kemudian berbicara saat kedua tangannya mulai mengikat rambut hitam itu, “Rambut nona sangat halus dan indah. Sangat jarang di era modern ini ada yang memiliki rambut sepanjang nona.” Chen Qian Qian alias permaisuri Xianmu hanya diam ketika ia mendengar ucapan perawat itu. Di era kuno, di mana permaisuri Xianmu hidup dulunya, rambut adalah harga mati bagi wanita. Para wanita kuno tidak akan berani memendekkan rambut panjang mereka yang berharga. “Ayo kita pergi.” Wusan mengajak Qian Qian keluar dari kamar rumah sakit. Keduanya berjalan keluar dari rumah sakit, dan di luar rumah sakit pemandangan yang sangat asing kembali di liat oleh Qian Qian. Tidak ada kereta kuda, ataupun rumah-rumah tradisional, yang hanya ada bangunan tinggi, dan mobil canggih. Melihat pemandangan ini, Qian Qian berusaha tenang dan tidak mengatakan apa-apa. “Tunggu disini, aku akan mengambil mobilku.” Wusan berkata sebelum akhirnya ia pergi ke tempat parkir. Sementara Qian Qian berdiri menunggu Wusan, ia kembali melihat laki-laki mirip Chu Fei Yang yang tidak lain adalah dokter Xiao Chuan. Dari kejauhan, Qian Qian tersenyum ketika melihat wajah yang tidak asing itu tampak marah-marah, Qian Qian kemudian berbicara pada dirinya sendiri, “Raut wajahnya sangat mirip dengan Chu Xiang ketika kaisar sedang memarahinya.” Kenangan indah itu tiba-tiba muncul di benak Qian Qian, ia ingat bagaimana kelakuan kaisar Xian dan Chu Fei Yang ketika mereka bersama. Tapi Kenangan itu tiba-tiba hilang ketika ia benar-benar melihat sosok pemuda yang tidak asing, pemuda itu berwajah kaisar Xian. Mata permaisuri terbelalak, ketika ia mendengar dokter Xiao Chuan berteriak pada sosok pemuda itu, “Ge, kau datang lagi?”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN