Selir Fu (Bag.1)

1544 Kata
Di paviliun Bingxue yang berada di sebelah barat istana Fenghuang permaisuri, lampu lentera masih bersinar terang. Di depan sebuah cermin tembaga berwarna kuning nampak seorang wanita tengah merias dirinya, dia adalah selir Fu. Walau wanita dari klan fu itu tidak nampak mencintai kaisar Xian, tapi tidak dapat di pungkiri kalau ketampanan sang kaisar mampu menggerakkan hatinya. Dengan sepenuh hati selir Fu Shuo mengoleskan bedak dan perona pipi, hanfu merah beserta kerudung yang persis sama dengan milik selir Cao Hua juga dipakainya. Sambil bersenandung selir Fu duduk ditepi tempat tidur dan menunggu kaisar Xian. Tak lama berselang sang kaisar datang. Yang terjadi di pavilion selir Fu tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di pavilion selir Hua, kaisar Xian yang notabenenya adalah seorang yang konyol pastilah akan berbasa-basi dan membuat alasan untuk melewatkan malam pertamanya dengan kedua selir barunya itu. Kaisar Xian tersenyum dan membuka tudung trasnparan milik selir Fu, “Selir Fu..” Senyuman kaisar Xian begitu sejuk, wajahnya tampan dan begitu indah untuk dipandang. Jantung selir Fu terasa akan meledak. Selir Fu tidak bisa untuk tidak tersenyum, “Kaisar…, bagaimana kalau kita minum anggur terlibih dahul. Bukankah…” Kaisar Xian berpikir di dalam hatinya, “Wanita ini begitu agresif..” Kaisar Xian tidak membiarkan selir Fu menyelesaikan kalimatnya, ia segera berbicara, “Maafkan aku, aku tau kau adalah wanita yang baik dan selalu mengikuti peraturan keluarga. Aku juga tau kalau dulunya kau hampir menjadi permisuri mendiang kakakku. Dan itu artinya kau hampir menjadi kakak iparku, mana mungkin aku melewati hal seperti itu dengan orang yang sudah aku anggap sebagai kakak?” Mendengar ucapan kaisar Xian yang lembut tapi menusuk itu, wajah selir Fu mulai gelap, ia nampaknya tidak suka mendengar kata-kata yang keluar dari mulut kaisar Xian itu. Selir Fu memaksakan senyumnya, “Tapi..itu hanyalah masa lalu. Dan juga…” Kaisar Xian memotong ucapan selir Fu untuk kedua kalinya, “Aku tidak bisa melupakan kakakku, jadi aku tidak bisa melakukan ini. Maafkan aku, oh iya matikan lilin ketika aku pergi. Aku tidak mau mendengar para pelayan istana membicarkan sesuatu yang buruk besok pagi.” Kaisar Xian tidak memberikan kesempatan bagi selir Fu untuk berbicara lebih jauh. Selir Fu ditinggalkan sendirian sama seperti selir Hua. Hati selir Fu sakit, hatinya terbakar oleh amarah karena penghinaan yang ia terima. Mengingat tingkah konyol kaisar Xian ini, apakah ia benar-benar berkeliling ke sepuluh pavilun yang ditempati oleh ke sepuluh selir barunya? Si Zhui berjalan dan mengikuti kaisar Xian dari belakang, sedangkan rombongan kasim dan pelayan berada jauh dibelakang. Saat berjalan dengan santai, Si Zhui memandangi bahu kaisar Xian. Ada semacam pertanyaan yang ingin ia utarakan pada kaisar Xian, tapi dengan segenap hati ia menahannya dan hanya menyipannya di hati. Pada saat yang bersamaan Si Zhui tidak sengaja menabrak kaisar Xian yang tiba-tiba berhenti. Si Zhui kaget, “Maafkan hamba kaisar. Hamba..” Kaisar Xian melihat wajah sahabat kecilnya itu mulai tidak tenang. Melihat Si Zhui yang biasanya selalu berhati-hati dan waspada, Kaisar Xian sudah bisa menebak kalau Lan Si Zhui memiliki sesuatu yang ia katakan. “Katakan, jangan menyembunyikannya lagi. Bukankah aku mengatakan padamu untuk selalu mengungkapkan pendapatmu.” Ujar kaisar Xian secara acuh tak acuh. Si Zhui, “….” Melihat tidak ada respon dari Si Zhu, kaisar Xian melanjutkan, “Apa aku harus menyuruh Fei Fei untuk mengajarimu berbicara? Aiya..bagaimana kau akan menyatakan perasaanmu pada seorang gadis jika kau seperti ini. Apa harus aku yang melamarkan gadis untukmu?” Mendengar kaisar Xian mengolok-ngoloknya, Si Zhui segera menangkupkan tangannya dan membela diri, “Itu sama sekali tidak benar yang mulia. Tolong yang mulia jangan mengolok-ngolokku.” Kaisar Xian, “Katakan apa yang sebenarnya menganggumu?” Si Zhui tidak ragu lagi untuk berkata, “Maafkan kelancangan hamba. Tapia pa akan baik-baik saja jika kaisar memperlakukan para selir seperti itu? Hamba takut merek akan sakit hati nantinya.” Kaisar Xian berpikir sejenak, kemudian ia dengan tenang menjawab, “Aku berniat baik pada mereka karena aku masih memikirkan reputasi mereka. Tapi jika mereka aka sakit hati karena ini, maka biarlah. Aku tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, lagi pula mustahil aku akan tidur dengan mereka.” Si Zhui memberikan pendapatnya lagi, “Itu benar, tapi apakah yang mulia tidak khawatir kalau itu akan mempersulit yang mulia permaisuri. Sejak dulu, hubungan antara selir dan permaisuri hanya terlihat baik di luar saja. Tetapi di dalam mereka bertarung untuk memperebutukan posisi permaisuri.” Ucapan Si Zhui ini memang sangat masuk akal. Kecintaan kaisar Xian pada permaisuri Xianmu yang tidak bisa di bagi, mungkin saja akan meninmbulkan kecemburuan di hati para selir. Dengan alasan ini, mereka akan berlomba-lomba dan menghalalkan segala cara untuk menyingkirkan permaisuri. Kaisar Xian tidak bisa menyembunyikan ekspresi khawatirnya. Mendengar ucapan Si Zhui itu kaisar Xian tidak bisa membantu tapi ia dengan sungguh-sungh berkata, “Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti permaisuri.” Kaisar Xian menoleh dan menepuk pundak Si Zhui, “Aku keterlaluan? Bukankah aku terlalu baik pada mereka. Aku tidak menyukai mereka, aku hanya menyukai dan mencintai permaisuri. Kau mengerti?” Si Zhui mengangguk dan kembali mengikuti kaisar Xian. Jika dipikir-pikir kaisar Xian memang laki-laki yang baik. Ia tidak tergoda oleh kecantikan para selir barunya itu. Tapi kaisar Xian tetaplah seorang Liu Xie yang terkenal bermulut pedas. Kata-kata yang keluar dari mulutnya memang benar dan tidak bisa diragukan lagi, tapi terkadang kata-katanya itu setajam bilah pedang. Dengan pemikirannya yang luar biasa cerdas, sang kaisar tampan itu membuat alasan untuk tidak meniduri para selir barunya itu. Dengan alasan-alasan konyol yang ia buat itu ia berhasil melarikan diri. *** Kaisar Xian berjalan lebih jauh, ia melewati istana Long Gong. Ia terus berjalan ke arah timur sambil terus bersenandung ria. Si Zhui tidak menegur atau pun berkata apa-apa, Lan Si Zhui sudah tau kemana arah kaki kaisar Xian melangkah. Dan benar saja, wajah kaisar Xian tampak begitu bahagia ketika ia memasuki halaman istana Fenghuang milik permaisuri Xianmu. Tiba-tiba langkah kaisar Xian terhenti, membuat Si Zhui yang berada dibelakangnya hampir menambrak punggung sang kaisar untuk yang kedua kalinya. Si Zhui menarik nafas, “Kaisar, kenapa anda tiba-tiba berhenti?” Kaisar Xian berbalik dan tersenyum aneh pada Si Zhui, “Kau boleh pergi. Suruh kasim Li dan bawahannya juga untuk pergi.” Si Zhui melirik lebih jauh dan dia mengangguk mengerti. Si Zhui segera meninggalkan kaisar Xian begitu ia melihat sosok indah yang tengah duduk ditepi kolam. Kaisar Xian berjalan mendekat ke arah sosok itu. Sebisa mungkin ia tidak membuat suara, ketika hanya tinggal beberapa langkah lagi, sang kaisar diam ditempat. Di matanya ia melihat sosok perempuan cantik yang memakai hanfu brokat berwarna cream, wajah putihnya tersinari oleh bulan. Kaisar Xian tidak bisa tidak terpesona dengan kecantikan ini, ia semakin mendekat sampai akhirnya ia berada tepat di depan permaisurinya. Permaisuri Xianmu melihat bayangan Kaisar Xian di air kolam, segera ia berdiri tapi kakinya tiba-tiba terpeleset. Wajahnya hampir menyentuh d**a kaisar ketika kaisar Xian menangkap pinggangnya. Kaisar Xian berbicara dengan lembut, “Kalau saja aku tidak menangkapmu, kamu pasti akan terluka.” Permaisuri Xianmu tersenyum canggung, “Maafkan aku kaisar. Aku terlalu ceroboh.” Posisi mereka yang hampir menempel ini membuat permaisuri Xianmu merasa tidak nyaman. Jadi, dengan cepat permaisuri memperbaiki posisinya. Tapi dengan lihai, tangan kaisar Xian meraihnya dan mendekapnya untuk kedua kalinya. Wajah putih permaisuri Xianmu kini terbenam di d**a kaisar Xian yang hangat. Permaisuri Xianmu bisa merasakan detak jantung kaisar Xian. Kaisar Xian menggoda permaisuri Xianmu, “Apakah kamu malu permaisuriku?” Pemraisuri Xianmu menghindari tatapan mematikan kaisar Xian, “Hmm..mana, mana mungkin.” Kaisar Xian mencondongkan wajahnya, wajahnya kini kian dekat dengan permaisuri Xianmu sampai-sampai ia bisa merasakan hembusan hangat nafas sang permaisuri. Tanpa sadar sang permaisuri menutup matanya, sementara itu kaisar Xian tersenyum lembut sebelum membiarkan bibirnya menyentuh bibir lembut sang permaisuri. Seperti sudah bertahun-tahun tidak bertemu, kaisar Xian mencium permaisuri Xianmu begitu dalam dan agresif. Dulu, saat masih muda dan malu-malu kaisar Xian tidak pernah mencium permaisuri Xianmu seperti ini, sekarang dia sudah berbeda. Kaisar Xian mencium bibir lembut itu, seolah-olah tidak akan melepaskannya. Jubah panjang berwarna kuning keemasan khas kaisar yang melekat di tubuh kaisar Xian segera ia lepaskan. Malam itu udara benar-benar dingin, angin bertiup menembus hingga tulang. Kaisar Xian memakaikan jubah kerajaan bersulamkan naga perkasa itu di tubuh mungil sang permaisuri, “Kau tidak boleh sakit. Aku bisa saja menahan rasa sakit, tapi aku tidak bisa melihatmu sakit.” Permaisuri Xianmu hampir gila karena menahan tawa, seolah-olah ada kupu-kupu dalam perutnya, ia akhirnya meledak sambil terkekeh, “Demi surga, apakah yang mulia sudah memakan manisan bunga osmanthus?” Kaisar Xian keheranan, “Hah? Apa maksudmu permaisuriku?” Permaisuri Xianmu tersenyum dan berbisik ke kaisar, “Kata-kata anda benar-benar manis. Kapan anda belajar untuk menjadi romantis?” Kaisar Xian tidak bisa tidak berkomentar, “Apa kau lupa, aku dulu adalah Wangye Liu Xie. Seorang wangye yang terkenal cerdas dan tampan, kata-kata yang aku ucapkan tadi itu…tentu saja itu karena aku cerdas.” Permaisuri Xianmu masih terkekeh sambil memegang perutnya, kaisar Xian menatapnya. Senyum hangat kaisar Xian yang tidak pernah ia tunjukan pada wanita manapun itu terpancar, wajah cantik permaisuri Xianmu yang tengah tersenyum dibawah bulan sekali lagi berhasil membuat kaisar Xian jatuh cinta pada permaisuri Xianmu. aisar Xian, “Ayo kita masuk, aku kedinginan.” Tanpa menunggu jawaban dari sang permaisuri, kaisar Xian menarik tangan mungil seputih salju itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN