“Permaisuri, apa yang terjadi?” Chu Fei Yang segera datang ke istana Fenghuang begitu ia mendengar kabar kaisar Xian pingsan.
“Aku tidak tau, kaisar Xian tiba-tiba saja pingsan.” Permaisuri Xianmu begitu khawatir, wajahnya seketika memucat ketika ia melihat kaisar Xian tidak sadarkan diri.
Chu Fei Yang meletakkan jari tengah dan jari telunjuknya secara bersamaan untuk memeriksa denyut nadi kaisar Xian. Wajah Chu Fei Yang begitu serius saat ia bertanya, “Tidak ada yang aneh dengan kondisi kaisar. Tapi apakah tadi ia berada dibawah pengaruh afrodisiak?”
Permaisuri Xianmu kebingungan, ia sama sekali tidak mengetahui fakta itu. Tapi melihat bagaimana kaisar Xian bersikap agresif sebelumnya padanya, kini permaisuri Xianmu mengerti. Lan Si Zhui yang juga tengah berada di dalam ruangan itu angkat bicara, “Itu benar. Yang mulia dibawah pengaruh afrodisiak ketika aku masuk ke kamarnya, dan ia juga mengiris lengannya dnegan Chenjing untuk meminimalisir pengaruh obat itu.”
Chu Fei Yang bergumam dengan suara rendah, “Tapi obat sialan itu tidak akan membuat kaisar Xian sampai selemah ini.”
Mendengar hal ini permaisuri Xianmu berdecak, “Kenapa hal itu bisa terjadi? Kenapa kaisar Xian memakai obat semacam itu?!”
“Hamba tidak tau yang mulia, kaisar Xian tidak biasanya menggoyangkan bel untuk memanggil hamba. Bel itu hanya berfungsi dalam keadaan darurat, jadi hamba masuk lewat jendela dan melihat kaisar Xian terkapar. Dan selain itu….selir Hua juga berada disana.” Si Zhui berbicara dengan hati-hati.'
Permaisuri Xianmu berpikir dalam hati, “Cao Hua? Apa yang ia lakukan? Apa dia…?”. Permaisuri Xianmu menolak untuk membicarakan masalah ini di depan Chu Fei Yang dan Si Zhui. Walau hatinya kini sudah menuduh Cao Hua, tapi permaisuri tidak boleh gegabah. Selain karena selir Hua adalah adik kandungnya sendiri dan hal itu bisa saja menghancurkan reputasinya, ia takut kalau Chu Fei Yang akan membuka mulutnya dan mengatakan kejadian ini pada Cao Xiao, dan bukan tidak mungkin Cao Xiao akan khawatir.
“Semuanya yang ada diruangan ini, dengarkan aku. Masalah mala mini tidak boleh ada yang mengatakannya pada siapapun. Peringatan yang sama berlaku untuk semua kasim dan pelayan di istana Long Gong. Jika aku mendengar besok pagi ada rumor buruk tentang kejadian malam ini, aku tidak akan pernah menjamin kalian akan mati dan di makamkan secara layak.” Ucapan permaisuri Xianmu itu untuk pertama kalinya membuat semua pelayan dan kasim istana yang berada di istana Fenghuang menjadi ketakutan dan berkeringat dingin. Setelah mendengar perintah itu, mereka hanya mengangguk.
“Untuk sementara ini, kaisar Xian akan baik-baik saja. Hamba sudah memberikannya obat, tapi jika dalam dua hari kaisar tidak bangun, aku takut yang mulia harus memanggil Si Zhun Li.” Chu Fei Yang berkata dengan suara samar, permaisuri Xianmu menyadari niatan Chu Fei Yang itu dan segera menginstruksikan para pelayan untuk keluar dari ruangan.
Di dalam ruangan permaisuri Xianmu itu kini hanya ada empat orang, termasuk kaisar Xian yang masih tidak sadarkan diri. Ekspresi Chu Fei Yang masih gelap ketika ia mendapatkan sinyal dari permaisuri untuk terus melanjutkan diagnosisinya, “Tidak ada yang salah dari tubuh kaisar Xian. Semuanya baik-baik saja, hamba berani menjaminnya. Hamba adalah orang kedua yang tau betul bagaimana kondisi tubuhnya. Bahkan jika kaisar menghirup beberapa afrodisiak dan menyayat lengan kanannya, ia masih akan tetap bertahan. Tapi hamba akan menunggu hingga dua hari, jika memang dalam dua hari kaisar masih belum bangun, hamba akan mengatakan dugaan hamba ini pada permaisuri.”
Ada teka-teki dan rasa ketidaksabaran yang kini menyelimuti permaisuri Xianmu, tetapi melihat Chu Fei Yang tidak mau membicarakan masalah ini lebih jauh, permaisuri memilih menyerah.
“Si Zhui, ah maksudku menteri Lan, tolong jika besok para pejabat menanyakan keberadaan kaisar, katakana pada mereka jika kaisar Xian sedang sakit. Dalam dua hari ini, kita harus bisa menyembunyikan hal ini. Sembari itu aku akan menyerahkan semuanya pada Chu Xiang untuk terus mengawasi perkembangan kaisar.” Permaisuri Xianmu tidak bisa melepaskan tangan dan tatapananya bahkan ketika ia dengan tenang memberikan komando pada Chu Fei Yang dan Si Zhui.
“Kami mengerti yang mulia.” Keduanya bersamaan membungkuk dan baru saja akan keluar meninggalkan ruangan, tapi permaisuri Xianmu kembali memanggil Chu Fei Yang dan mengatakan padanya untuk merahasiakan hal ini pada istrinya, Cao Xiao.
“Hamba tau apa yang harus hamba lakukan yang mulia.” Setelah itu Chu Fei Yang melangkahkan kakinya dari istana Fenghuang.
Dalam perjalanan keluar dari istana Fenghuang, Chu Fei Yang kembali ke sikapnya yang sedikit menyebalkan dan kekanak-kanakan. Ia berlari dan menyusul Si Zhui yang sudah terlebih dahulu berada didepannya, “Saudara Lan, eh tunggu aku.”
Lan Si Zhui tidak mengatakan apa-apa dan hanya berbalik untuk melihat Chu Fei Yang yang tersenyum sambil mengejarnya dengan kotak medis andalannya itu. Chu Fei Yang meletakkan tangan kirinya di bahu Si Zhui dan menarik napasnya secara sembarangan, ia berusaha menarik lebih banyak udara setelah sebagian napasnya habis karena berlari mengejar Si Zhui.
Wajah Si Zhui seputih giok dibawah sinar rembulan, dengan tenang menatap Chu Fei Ynag yang konyol dan berkata dengan lembut, “Apakah sesuatu yang berada dipikiranku ini juga berada di dalam pikiran Chu Xiang?”
Chu Fei Yang sama sekali tidak terkejut atau bahkan memasang wajah keheranan ketika ia mendengar perkataan Si Zhui. Sebaliknya Chu Fei Yang dengan santai mengangguk, “En. Aku takut apa yang kita khawatirkan itu sama. Tapi sebelum tenggat waktu dua hari itu berakhir, mari kita berdoa agar surga membangunkan kaisar.”
Si Zhui kembali berkomentar, “Aku mengerti.”
Perasaan khawatir yang terlukiskan di wajah keduanya sama sekali tidak bisa dibohongi. Si Zhui sudah lebih dari sepuluh tahun mengikuti kaisar Xian, berada di sampingnya, dan bahkan kaisar sudah pernah mempertaruhkan nyawanya demi Si Zhui, jadi bagaimana mungkin Si Zhui tidak khawatir. Sebaliknya, akan terasa aneh jika Chu Fei Yang yang terkait hubungan darah tidak merasa khawatir pada kakak sepupunya itu. Walaupun sejak kecil Chu Fei Yang sudah seperti lintah, menempel dan menghisap semua kekuatan kaisar Xian, mempermainkan dan membuat kaisar itu jengkel, tapi karena hal inilah kasih sayang antara kedua saudara itu tidak bisa dipungkiri.
Keesokan harinya saat rapat majelis, para pejabat yang mendengar bahwa kaisar Xian tengah jatuh sakit langsung heboh. Bisikan dan gemuruh terdengar di seluruh aula kekaisaran yang biasanya tenang. Tapi dua wajah pejabat tampak berbeda, mereka berdua sama sekali tidak memasang ekspresi terkejut apalagi kaget. Itu adalah Cao Cao dan Cao Pi, kedua pejabat tinggi dari fraksi selatan itu tampak santai saat mendengar pengumuman ini.
Tapi rumor bahwa kaisar sedang sakit yang juga menyebar ke istana Bingxue cukup mengejutkan Cao Hua yang sebelumnya adalah akar masalah dari kejadian ini. Ia baru saja akan menemui ayahnya dan menanyakan hal ini, tapi permaisuri Xianmu sudah memasuki paviliun Bingxue ketika selir Hua baru saja akan keluar dari pintu kediamaannya.
“Rupanya selir Hua sedang terburu-buru.” Suara permaisuri Xianmu sedingin es yang berusia ribuan tahun. Sementara para pelayan dan kasim yang merasakan aura membunuh dari permaisuri Xianmu tidak berani berbicara dan hanya membungkuk untuk memberi hormat.
Permaisuri Xianmu memberikan gerakan pada Mian Mian dan menyurhnya untuk tinggal di luar, sementara permaisuri Xianmu dengan hati-hati melangkahkan kakinya ke dalam ruangan selir Hua. Selir Hua juga membuat suara dan menyuruh para pelayannya untuk jangan masuk.
Ketika hanya ada kakak beradi diruangan itu, selir Hua dengan nada penuh ketakutan berbicara, “Apa yang membawa yang mulia kemari?”
“Apa yang kau lakukan pada kaisar semalam?!” Permaisuri Xianmu berbicara dengan tenang.
Selir Hua mencengkram roknya dengan kedua tangannya, seolah-olah tangan yang gemetaran itu tidak bisa berhenti, “Aku tidak mengerti maksud dari kata-kata yang mulia. Bukankah semalam kaisar Xian berada di istana Fenghuang?”
Permaisuri Xianmu awalnya ingin bermain bodoh dan membiarkan Cao Hua untuk mengakui kesalahannya. Tapi sepertinya itu tidak akan pernah terjadi, jadi permaisuri Xianmu membuang jauh-jauh etiketnya dan dengan keras ia berbicara, “Apa maksudmu untuk memberikan afrodisiak pada kaisar?! Apa yang selama ini kau rencanakan?! Apa kau tau, karena kejadian semalam, kini kaisar harus terbaring sakit!!”
“Apa? Bagaimana mungkin??” Cao Hua kehilangan akal sehatnya, ia tidak menduga bahwa kaisar Xian akan sakit karena hal itu. Ia kemudian menutup mulutnya rapat-rapat, semua kata-katanya tercekik ditenggorokannya.
“Katakan apa yang…”
“Yang mulia, yang mulia…” Mian Mian tiba-tiba masuk dan memotong kata-kata permaisuri. Ia langsung berlari ke arah permaisuri dan berbisik. Mendengar bisikan Mian Mian, permaisuri Xianmu langsung berjalan keluar dari ruangan. Tapi saat berjalan melewati Cao Hua, permaisuri Xianmu bisa melihat dengan jelas luka yang ada di dahi Cao Hua. Tapi Cao Hua berusaha menutupinya.
Permaisuri Xianmu berlalu dan dengan langkah tergesa-gesa menuju istana Fenghuang. Di dalam kamarnya, sudah ada Chu Fei Yang dan Si Zhui.
“Ini bahkan belum dua hari, apakah kaisar sudah bangun?” Permaisuri Xianmu masih berharap akan hal ini. Walau sebelumnya Mian Mian memberitahu jika suhu tubuh kaisar Xian meningkat, permaisuri Xianmu masih berharap jika surga akan membangunkan kaisar.
Chu Fei Yang menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu kemudian ia melirik ke arah Mian Mian. Mian Mian yang sudah menyadari maksud dari tatapan Chu Fei Yang itu segera keluar dan meninggalkan keempat orang itu diruangan.
“Yang mulia, ini bahkan baru satu hari tapi hamba sudah menemukan ini. Lihatlah!” Chu Fei Yang membuka baju kaisar Xian dan mendapati sebuah tanda berbentuk seperti daun di d**a kaisar.
“Apa itu?” Permaisuri Xianmu melihat dari dekat tanda itu, tanda itu tampak berwarna merah seperti darah.
“Tanda kutukan.” Si Zhui menjawab dengan hati-hati dan dengan suara yang pelan.