Upaya Permaisuri

1671 Kata
“Tanda kutukan? Apa maksud kalian?” Ini adalah pertama kalinya permaisuri Xianmu mendapati hal magis seperti ini. Tanda di d**a kaisar Xian itu tampak begitu cantik, seperti tato yang memang sengaja dilukis menyerupai daun pohon willow. Tapi siapa yang menyangka itu adalah tanda kutukan ganas. Si Zhui mengangguk dan berbicara, “Mungkin ini sulit di percaya, tapi dunia ini tidak sejernih air putih yang biasanya anda minum yang mulia. Ada iblis dan makhluk lainnya yang hidup bersama kita di bumi ini. Dan tanpa diketahui, manusia bisa saja berkolusi dengan iblis dan membuat tanda kutukan seperti ini.” Sebagai seorang yang bercita-cita menjadi cultivator dan masuk ke salah satu sekte terkenal, tentu saja Lan Si Zhui mengetahui hal ini. Tapi permaisuri Xianmu tidak pernah sekalipun mempercayai hal magis seperti. Chu Fei Yang mengangguk dan menambahkan, “Hamba yang juga sebagai tabib, mengetahui sedikit tentang hal ini. Dan beberapa kutukan juga pernah terjadi ketika hamba belajar di Goguryeo (Korea) dan Riben (Jepang), kedua negara itu juga terkenal karena kutukannya, terkhusus Riben. Untuk kasus di Riben hamba hanya pernah mendengarnya, tapi untuk kasus di Goguryeo hamba secara langsung mengalaminya.” Chu Fei Yang melanjutkan setelah telapak tangannya mencengkram meja lebih erat, “Ketika itu, terjadi pergolakan yang begitu besar. Permaisuri kerajaan Joseon pada saat itu naik tahta dengan mengandalkan kutukan. Melalui bantuan seorang shaman, permaisuri itu mengutuk wanita yang seharusnya naik tahta. Dan berkat kutukan itu, permaisuri tersebut sakit dan koma. Ia bernapas, tapi wajahnya begitu pucat dan ia tidak bangun sama sekali. Jika tidak ada napas di tubuhnya, maka ia tidak jauh berbeda dari mayat hidup.” “Lalu apa yang terjadi, apakah ada cara untuk menyembuhkan kutukan semacam itu?” Permaisuri Xianmu melihat ada secercah harapan, dan ia langsung bertanya. “Tentu saja ada.” Chu Fei Yang berkata, “Kutukan yang dikirim oleh shaman itu tentu saja membutuhkan tumbal, dan jika kutukan itu tidak berhasil, maka tumbal yang akan menderita. Aku mendengar bahwa untuk mengutuk seseorang yang begitu sulit seperti calon permaisuri, orang itu harus menjadikan dirinya sendiri sebagai tumbal.” “Maksud Chu Xiang…” Permaisuri Xianmu mulai menangkap maksud permasalahan. “Itu benar, permaisuri jahat itu adalah tumbalnya. Waktu itu sesuatu yang menggemparkan terjadi di istana, dan permaisuri jahat itu tidak sengaja melanggar sumpahnya pada iblis. Aku tidak tau mengenai sumpah itu, tapi karena sumpah yang dilanggar itu, permaisuri baik akhirnya bisa membebaskan dirinya dari kutukan jahat itu. Selebihnya, hanya langit yang mengetahui hal itu. Dan pada waktu itu, kaisar juga telah memanggilku untuk kembali ke Han, jadi aku tidak tau apa yang terjadi setelahnya.” Chu Fei Yang berkata. Untuk mematahkan suatu kutukan, maka seseorang harus mengetahui tumbal. Tapi ini bukanlah sesuatu yang mudah, jika mereka salah menuduh dan hanya secara acak menyimpulkan, mungkin kutukan itu akan membuat situasi korban menjadi semakin parah. Dan hingga saat ini, baik itu Chu Fei Yang maupun Si Zhui tidak ada yang tau jenis kutukan apa yang tengah diderita oleh kaisar Xian. “Apakah Chu Xiang dan menteri Lan memiliki saran? Bagaimana caranya kita mengetahui jenis kutukan ini?” Permaisuri Xianmu nyaris kehilangan akalnya. Wajahnya yang biasanya tampak berseri kini nampak kusam dan lesuh. Lingkar matanya kian bertambah parah setelah semalaman ia tidak tidur. Di tambah kondisinya yang tengah hamil, kondisi permaisuri Xianmu menjadi semakin lemah. “Untuk hal semacam ini, Shizun Li adalah orang yang tepat.” Lan Si Zhui berbicara. “Tapi…” Si Zhui dengan wajah muram berkata. Permaisuri Xianmu memotong ucapan Si Zhui, “Tapi kenapa?” “Hamba takut ini adalah bulan di mana Shizun Li tidak akan bisa turun gunung. Bulan ini bertepatan dengan bulan terbukanya pintu neraka, dan para murid tidak bisa meninggalkan gunung dan hanya bisa berdoa agar para iblis tidak menganggu para penduduk.” Entah itu gerbang neraka atau surga yang terbuka, permaisuri Xianmu tidak bisa membuang sedikit peluang pun jika itu bisa membantu kaisar, “Aku sendiri yang akan menemui Shizun Li.” “Yang mulia jangan gegabah, hamba takut jika sesuatu yang buruk menimpa yang mulia. Ini adalah bulan yang buruk, tolong yang mulia…” Si Zhui dengan khawatir menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya dan berbicara pada permaisuri Xianmu. Permaisuri Xianmu berdiri, kakinya yang lemah hampir tidak bisa menopang tubuhnya, “Tidak, aku harus pergi. Aku harus mencari obat untuk kaisar. Sekarang aku tidak bisa mempercayai siapa pun di istana ini kecuali Chu Xiang dan menteri kiri Lan. Chu Xiang harus berada di sisi kaisar untuk memantau kondisi yang mulia. Aku harap menteri kiri Lan Si Zhui mau menemaniku ke gunung Lan Ling.” Si Zhui awalnya ragu-ragu, tapi ia benar-benar tidak bisa membiarkan permaisuri Xianmu naik gunung hanya dengan beberapa pasukan biasa. Jadi ia dengan pasrah hanya bisa mengangguk dan berkata, “Hamba akan mematuhi titah yang mulia.” Sudah dua hari berlalu sejak kaisar Xian sakit, dan Chu Fei Yang masih berada di sisinya untuk memantau kondisi kaisar. Janda permaisuri agung dan para selir lainnya yang mendengar berita ini benar-benar tidak bisa lagi hanya duduk di kediaman mereka. Rombongan para selir segera menuju ke istana Long Gong di mana kaisar kini tengah berbaring. “Fei Fei bagaimana keadaan yang mulia?” Janda permaisuri agung tampak tidak berdaya ketika melihat cucu kesayangannya terbaring lemah. “Yang mulia kaisar tidak menunjukkan gejala suatu penyakit yang berbahaya, tapi hamba perlu waktu untuk memeriksa kembali.” Chu Fei yang berusaha menyembunyikan kebenaran mengenai kutukan kaisar Xian itu karena permaisuri Xianmu telah meminta padanya. Tak lama berselang, kasim Li datang untuk melaporkan bahwa rombongan para selir kini tengah berada di luar ruangan untuk melihat kondisi kaisar Xian. Janda permaisuri agung akhirnya keluar dan menemui para wanita istana itu, “Terimakasih untuk kalian semua karena kalian telah datang dan menjenguk kaisar, tapi sebaiknya kalian kembali ke tempat kalian untuk saat ini.” Melihat yang keluar adalah janda permaisuri agung dan bukannya permaisuri Xianmu, selir Fu dengan berani bersuara, “Yang mulia, mengapa kami tidak melihat yang mulia permaisuri Xianmu? Apakah ia ada di dalam?” Tapi bahkan sebelum janda permaisuri agung menjawab pertanyaan selir Fu itu, selir Fu sudah terlebih dahulu memojokkan wanita tua itu, “Tapi kami tidak melihat rombongan dari istana Fenghuang, apa permaisuri Xianmu tidak ada di dalam?” “Selir Fu, berhentilah membuat situasi menjadi rumit.” Tanpa di duga selir Hua yang sedari tadi diam dan hanya berdiri di belakang tiba-tiba membuka mulutnya. Ucapannya itu seolah-olah ia melindungi permaisuri Xianmu. Mendengar ucapan selir Hua itu, selir Fu mengerutkan dahinya. Ada amarah yang kini bersarang di wajah cantik selir Fu. Tapi janda permaisuiri agung yang sudah tidak tahan dengan kelakuan selir Fu itu segera berbicara, “Selir Fu, permaisuri Xianmu kini tengah naik gunung untuk berdoa di kuil. Bahkan dengan kondisinya yang hamil seperti sekarang, lalu apa yang kalian semua lakukan disini? Kalian hanya berkelahi dan tidak bisa sedikitpun meniru permaisuri. Lebih baik kalian semua pergi dari sini.” Setelah mengatakan hal itu, janda permaisuri agung langsung masuk kembali ke dalam ruangan kaisar Xian. Sementara para selir dengan jengkel mengutuk permaisuri Xianmu dalam ahti mereka. Tapi di tengah-tengah kekacauan yang terjadi, selir Hua segera bergegas meninggalkan halaman istana Long Gong tanpa menunggu sekumpulan para selir itu bubar. Sejak matahari belum terbit, permaisuri Xianmu dan beberapa rombongan kecilnya, termasuk Mian Mian dan Si Zhui sudah meninggalkan istana. Mengingat jarak tempuh istana Weiyang menuju bukit Lan Ling sangat jauh, mereka memutuskan untuk pergi lebih awal. Di perjalanan, permaisuri Xianmu yang tentu saja tidak sekuat yang lainnya hanya bisa bersandar di lengan Mian Mian. Tangan kirinya mengelus perutnya, sementara tangan kanannya memegang tasbih Buddha. “Yang mulia, kita sudah sampai.” Si Zhui berkata. “Tuan Lan, di mana perguruan Baiduk? Aku tidak melihat apa-apa?” Mian Mian bertanya dengan penuh rasa penasaran melalui jendela. Permaisuri Xianmu yang tadinya tertidur mulai membuka matanya. Ia melihat langit memang sudah gelap, dan ia dengan tenang keluar dari tandu. “Hamba takut kita harus berjalan dari sini. Jalan di depan tidak bisa di lalui oleh kereta kuda maupun kuda karena tebih yang cukup curang. Dan sebelum semakin gelap, kita sebaiknya bergegas yang mulia.” Si Zhui dengan seksama mengingat jalanan ini, di waktu siang tebing ini sudah sangat menakutkan untuk dilewati karena curam. Tapi Si Zhui tidak menyangka, tebing menuju bukit Lan Ling yang dulunya memang curam akan bertambah parah seperti saat ini. Dan dibawah tebing itu ada sebuah jurang tak berdasar. “Yang mulia kita sudah sampai.” Si Zhui dengan hati-hati memimpin kelompok itu memasuki area perguruan Baiduk. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk masuk ke area perguruan, dan para murid yang sudah mengenali Si Zhui langsung mempersilahkan mereka masuk. Dulu ketika Si Zhui dan kaisar Xian datang ke perguruan ini, suasananya tidak sesepi sekarang, dan masih akan ada banyak murid yang berkeliaran. “Kemana Shizun Li? Dan mengapa perguruan tampak sepi?” Si Zhui dengan sopan bertanya saat salah satu murid Si Zhun Li menuangkan teh untuk para rombongan. Murid itu menatap orang-orang asing yang di bawa Si Zhui itu sebelum akhirnya berbicara, “Saudara Lan, aku takut kau tidak akan bisa menemui Shizun malam ini. Dalam tiga hari gerbang neraka akan terbuka, dan Shizun memimpin para murid untuk berdoa di kuil setiap malamnya. Mungkin saudara Lan akan bisa menemui Shizun besok siang.” Si Zhui bertukar pandang pada permaisuri Xianmu sebelum akhirnya mengangguk pada murid itu. Tapi murid itu masih menatap permaisuri Xianmu dan yang lainnya dengan tatapan ragu, tapi Si Zhui sudah menyadari keraguan itu dan segera meluruskan, “Ini adalah yang mulia permaisuri Xianmu, permaisuri kaisar Xian yang waktu itu datang bersamaku. Dan mereka adalah pelayannya.” Mendengar Si Zhui mengatakan permaisuri negeri Han, murid itu langsung berlutut dan memberi hormat pada permaisuri Xianmu, “Maafkan hamba rendahan ini yang mulia karena terlambat mengenali yang mulia.” “Tuan terlalu sopan, berdirilah. Aku dan yang lain mungkin akan merepotkan tuan malam ini dan berharap tuan bisa membiarkan kami bermalam di perguruan ini.” Walau ia adalah seorang permaisuri, tapi permaisuri Xianmu tidak bisa membuang kesopanannya. “Yang mulia terlalu sopan, murid ini akan menunjukkan kamar untuk kalian semua.” Murid itu berkata sebelum akhirnya menunjuk beberapa kamar untuk mereka tempati. Rombongan permaisuri Xianmu itu kini hanya bisa menunggu hari esok untuk bisa bertemu dengan Shizun Li. Di temani Mian Mian, permaisuri Xianmu tengah berdoa di dalam ruangannya yang kebetulan ada altar untuk berdoa. Sementara Si Zhui dan para pengawal lainnya tidak berani tidur dan hanya bisa memperketat keamanan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN