Luka yang menganga memang menyakitkan, di dalam luka itu ada nanah yang harus keluar, maka luka itu perlahan akan mengering. Sama halnya dengan hati, hati adalah daging di dalam tubuh manusia yang bisa saja terluka. Tidak ada darah yang terlihat ketika hati manusia sedang terluka, tapi rasanya akan jauh lebih pedih dari luka yang mengeluarkan darah. Dan hati Kaisar Xian sudah pernah mengalaminya, hatinya terkoyak karena orang orang yang begitu dicintainya pergi satu persatu. Mulai dari kaisar yang juga adalah kakak kandungnya hingga kepergian Si Zhun yang sangat ia hormati. Kaisar Liu Bian tidak akan pernah kembali lagi, namun sang guru masih bisa bertemu dengan kaisar Xian.
Seakan telah mengetahui masa depannya yang tragis, mendiang kaisar Liu Bian menyiapkan pelindung lain sebagai pengganti dirinya untuk sang adik yang saat itu masih bergelar wangye. Sebelum kematiannya Kaisar Liu Bian memerintahkan kepada adiknya untuk segera menikah, dan akhirnya pernikahan itu benar benar terjadi sebelum kaisar berangkat ke medan perang. Wanita yang dinikahi pangeran Liu Xie itulah yang menjadi pengganti kaisar, dialah Cao Jie yang sekarang berstatus sebagai permaisuri.
Kaisar Xian begitu mencintai permaisurinya ini, kecintaannya pada sang permaisuri inilah yang menjadikan fraksi selatan menentangnya. Pejabat istana sendiri terbagi ke dalam 2 fraksi, fraksi selatan dan fraksi barat. Ayah sang permaisuri yang dulunya menjabat sebagai panglima perang kini telah meninggalkan jabatannya itu dan beralih ke pemerintahan dengan status ketua dari fraksi barat. Inilah alasan kenapa fraksi selatan begitu khawatir. Fraksi selatan takut kalau pemerintahan akan sepenuhnya dikendalikan oleh fraksi barat.
Masalah pemerintahan seperti ini tidak pernah sekalipun menarik perhatian Permaisuri Xianmu. Walau dia adalah ibu negara, tapi dia bukanlah seorang yang ambisius. Dia bagaikan bunga lotus putih yang murni dan tenang, permaisuri Xianmu menyayangi dan mengasihi Kaisar Xian tanpa pamrih. Dia berdiri disamping sang kaisar untuk senantiasa mendukungnya. Meskipun demikian masalah istana dalam yang melibatkan para dayang tidak pernah ia tinggalkan, permaisuiri Xianmu bertanggung jawab penuh atas tugasnya untuk menangani masalah intern istana Weiyang.
Chu Fei Yang yang sudah menjabat sebagai menteri kesehatan memasuki istana Weiyang dengan jubah ungu khas pejabat istana. Berstatus sebagai pejabat istana tingkat tinggi, Chu Fei Yang juga diharuskan untuk menghadiri rapat. Tapi ketika langkahnya memasuki halaman aula kekaisaran, ia melihat susuatu yang tak terduga terjadi. Di halaman yang luas itu, pejabat dari fraksi selatan melakukan demonstrasi di depan aula istana, dengan hanya beralaskan jubah berwarna ungu, mereka meraung raung meminta sang kaisar mengangkat selir.
“Yang Mulia Kaisar Xiao Xian, pengangkatan selir adalah hal yang bagus untuk memperkuat pemerintahan anda.”
(Xiao Xian = nama resmi kaisar Xian setelah naik tahta.)
Ujar salah seorang petinggi fraksi barat.
Memiliki lebih dari satu istri memang sesuatu yang bukan hal baru lagi bagi seorang raja ataupun kaisar. Di era kuno, seorang laki-laki dari kelaurga bangsawan biasanya akan memilki beberapa selir dan satu istri sah yang disebut dengan “Furen”. Tapi Kaisar Xian bukanlah laki laki yang bisa membagi hatinya kepada setiap wanita, dia tidak pernah sekalipun memikirkan untuk mencari selir, karena dihatinya sudah terisi penuh oleh sang permaisuri, permaisuri Xianmu. Sejak berstatus sebagai “Wangye”, kaisar Xian tidak pernah sekalipun memiliki selir. Dan karena ia sudah menjadi seorang kaisar, maka selir adalah salah satu kewajiban yang mungkin saja tidak akan bisa ia hindari kali ini.
Si Zhui yang sedari tadi diam sekarang sudah tidak bisa menahannya lagi, dia berbicara, “Kaisar, apa yang harus hamba lakukan? Mohon berikan hamba perintah.”
Kaisar Xian tetap tenang, dia tidak mau ambil pusing dengan pemogokan yang dilakukan oleh para petinggi dari fraksi selatan itu. Dia sudah memirkan masalah ini jauh jauh hari, dia tidak bisa mengorbankan perasaan sang permaisuri hanya demi kepentingan orang orang dari fraksi selatan. Pikiran kaisar Xian hanya terfokus pada permaisuri Xianmu, dia khawatir sang permaisuri akan terluka.
“Sepertinya kau harus menemui permaisuri untuk menanyakan keadaannya. Aku sekarang sangat sibuk dan tidak bisa menemuinya secara langsung. Ah, berikan surat ini padanya.” Ujar kaisar Xian sembari memberikan amplop kertas pada Lan Si Zhui.
Si Zhui mengangguk dan bergegas keluar dari ruang kerja kaisar Xian. Di pintu ia berpapasan dengan Chu Fei Yang, Si Zhui tersenyum dan menyapa sepupu kaisar Xian itu dengan senyuman meledek, “Selamat atas pernikahan Chu Xiang, aku turut berbahagia.”
Chu Fei Yang tentu saja bahagia ketika ia mendengar ucapan dari seseorang yang jarang membuka mulutnya seperti Si Zhui itu, “Aiya, terima kasih atas ucapanmu. Kau juga harus segera menikah. Apa kau tidak bosan menghabiskan waktu seharian bersama kaisar?”
Suara Chu Fei Yang itu tidak keras, tapi kaisar Xian yang sudah menyadari keberadaannya itu mendengar dengan jelas ucapan sepupunya itu. Si Zhui hanya tertawa kecil dan berlalu meninggalkan ruang kerja kaisar Xian. Sementara itu kaisar Xian yang sedari tadi sibuk dengan kuasnya kini tengan menatap Chu Fei Yang, “Aiya, adik sepupu, bagaimana malam pernikahanmu? Aku rasa kau begitu bahagia semalam melihat lidah beracun mu itu sudah kembali berfungsi.”
Chu Fei Yang tiba-tiba mengagetkan kaisar Xian dan bersujud, “Menteri kesehatan Chu memberi salam pada kaisar.”
Kaisar Xian masih tidak berbicara dan hanya menatap Chu Fei Yang dengan tatapan mencurigakan. Chu Fei Yang kemudian bardiri dan seketika membuka mulutnya, “Aku benar-benar bahagia ahehehhe. Terima kasih atas kebaikan kaisar. Aku janji akan menjalankan tugas dari kaisar dengan sepenuh hati.”
Kaisar Xian hanya mengangguk dan Chu Fei Yang kembali melanjutkan ucapannya, “Aku sudah melihat tingah laku fraksi selatan itu, bagaimana pendapat kaisar? Ini adalah hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan aku takut kaisar tidak akan bisa menghindari hal ini sekarang.”
Kaisar Xian meletakkan kuasnya, ia menatap ke luar jendela, “Aku juga takut akan hal itu. Tapi aku akan memikirkannya. Untuk sementara waktu kau jangan khawatir.”
*/
Di lain sisi permaisuri Xianmu sedang berada di ruangannya, hanfu Phoenix khas permaisuri yang dipakainya menjuntai ke lantai. Tangannya yang ramping sedang memegang jarum untuk menyulam sebuah kain. Semenjak beberapa bulan belakangan ini, permaisuri Xianmu menyukai hobi menyulam dan ia tidak pernah menyerah dalam belajar walau hasil sulamannya sangat mengerikan.
“Yang mulia, pengawal Lan ingin bertemu anda.” Mian Mian tiba-tiba datang dan memberikan kabar kedatangan Si Zhui pada permaisuri Xianmu.
“Si Zhui?” tanya permaisuri Xianmu.
Mian Mian mengangguk, permaisuri Xianmu kemudian berkata, “Biarkan dia masuk.”
Si Zhui memasuki ruangan permaisuri di istana Fenghuang. Bahkan sebelum Si Zhui berjalan lebih dekat, permaisuri Xianmu sudah tersenyum hangat pada pengawal kepercayaan kaisar Xian itu.
“Lan Si Zhui memberi hormat pada yang mulia permaisuri.” Si Zhui menekuk punggungnya dan menangkupkan tangannya.
“Duduklah, apa yang membawamu kemari?” Tanya permaisuri Xianmu.
“Ini adalah surat yang dititipkan oleh kaisar Xian untuk anda.” Si Zhui mengeluarkan surat itu dan memberikannya pada permaisuri Xianmu.
Permaisuri Xianmu tidak langsung membuka surat itu, ia terlebih dahulu mengajak Si Zhui untuk mengobrol sembari meminum teh. Permaisuri Xianmu melihat Si Zhui dan membuatnya teringat akan Xue Yang, pemuda yang berusia sama dengan Cao Hua yang kini telah menjadi panglima perang menggantikan ayahnya, Cao Cao.
“Si Zhui, kalau aku boleh tau, sudah berapa lama kau mengabdi pada kaisar Xian?” Permaisuri Xianmu bertanya.
Si Zhui tidak terbiasa dengan percakapan seperti ini, tapi ia tetap berusaha membuka mulutnya yang irit berbicara itu, “Sejak hamba berusia 7 tahun, ayah hamba sudah membawa hamba ke istana. Dulunya ayah hamba adalah pengawal pribadi mendiang ayah kaisar Xian. Dan sejak itu kaisar Xian selalu membawa hamba kemana pun hamba pergi. Dan sebelum ayah hamba meninggal di medan perang bersama mendiang kaisar, ayah hamba berpesan untuk selalu melindungi kaisar Xian.”
Permaisuri Xianmu mendengarkan ucapan Si Zhui ini dengan penuh perhatian. Ia bisa merasakan bagaimana eratnya persahabatan antara kaisar Xian dan Si Zhui. Walau derajat status mereka sangatlah jauh, tapi kaisar Xian tidak pernah mempermasalahkan hal itu.
“Si Zhui, kau harus selalu mendukung dan melindungi kaisar Xian. Aku membutuhkan bantuanmu untuk menjaga kaisar.” Permaisuiri Xianmu berkata dengan sungguh-sungguh.
Si Zhui, “Hamba telah berjanji pada mendiang ayah hamba dan surga, sekarang hamba akan juga akan berjanji pada yang mulia permaisuri untuk melindungi kaisar dengan nyawa hamba.”
Permaisuri Xianmu mengangguk puas ketika mendengar ucapan Si Zhui ini. Si Zhui rupanya sudah menahan beberapa kata di hatinya, ia tidak berani untuk mengatakannya pada permaisuri Xianmu. Tapi permaisuri Xianmu dengan mudah sudah menebak isi hati Si Zhui yang malu-malu itu.
“Katakan, apa kaisar berpesan seuatu padamu?” Tanya permaisuri Xianmu.
Si Zhui menggeleng-gelengkan kepalanya, “Tidak yang mulia, sejujurnya kaisar tidak mengatakan apa-apa ketika ia menyuruh hamba mengantarkan surat ini. Hanya saja hamba bisa mengatahui kalau yang mulia kaisar sangat khawatir pada permaisuri.”
Sejatinya domonstrasi yang dilakukan oleh para petinggi fraksi selatan itu sudah sampai ke telinga permaisuri Xianmu. Ia tau betul hukum kekaisaran yang mengharuskan seorang kaisar memiliki beberapa selir. Bahkan dikatakan dalam sejarah kuno, bahwa seorang kaisar bisa memiliki puluhan atau pun ratusan selir. Selain untuk memperkokoh pemerintahannya melalui keluarga selir itu, hal ini juga ditujukan agar keturun kekaisaran tidak punah.
Setelah jeda sejenak permaisuri kembali melirik Si zhui , “Si Zhui, sampaikan pada kaisar kalau malam ini aku menunggunya di taman. Ah sampaikan juga kalau aku baik-baik saja.”
Si Zhui mengangguk, “Baik Yang Mulia.”
Walau permaisuri adalah lotus yang tenang, tapi dia bukanlah perempuan yang tidak memiliki hati dan perasaan. Sedari awal atau bahkan sedari kecil dia sudah mempelajari aturan ini, sebuah aturan yang mengatakan kalau raja atau kaisar boleh mempunyai beberapa istri selain permaisuri. Aturan itu sudah menjadi legenda yang ia ketahui sejak ia masih berada di sekolah. Dan karena hal ini permaisuri Xianmu harus rela.
Mian Mian sedikit cemas dengan keadaan sang majikan, “Permaisuri, apa anda baik baik saja?”
Permaisuri Xianmu masih mempertahankan senyum menawanya, “Aku tidak apa.”
Mian Mian masih tidak puas, “Permaisuri, jangan khawatir. Kaisar hanya mencintai anda.”
Permaisuri Xianmu bangkit dari kursinya, ia melihat ke arah Mian Mian dengan tatapan penuh ketenangan, “Kau salah Mian Mian…”
Mian Mian tertegun, “Hah?”
Permaisuri Xianmu melanjutkan, “Dia tidak hanya mencintaiku tapi dia juga mencintai rakyatnya. Dia adalah kaisar sekaligus ayah bagi semua rakyat, dan aku adalah permaisuri yang senantiasa harus menjaga kaisar. Saat gelar Xianmu ini melekat padaku, maka aku harus bisa berbagi. Aku harus bisa mengedepankan kepentingan rakyat diatas kebahagianku. Kau mengeti kan?”
Mian Mian tertunduk, “Maafkan aku Permaisuri.”
“Sudahlah, ayo pergi. Aku akan menunggu kaisar di taman.” Kata permaisuri Xianmu.
*/
Taman istana adalah tempat kaisar Xian dan permaisuri Xianmu bertemu untuk kedua kalinya. Saat itu permaisuri Xianmu tengah mengikuti seleksi pemilihan calon istri pangeran, tapi siapa sangka dia sekarang telah menjadi seorang permaisuri?
Permaisuri Xianmu berjalan ke arah taman bersama Mian Mian dan beberapa dayang kekaisaran, dari kejauhan ia melihat rombongan dayang kaisar beserta pengawal kerajaan. Awalnya permaisuri Xianmu lah yang ingin menunggu Kaisar Xian, tapi sepertinya Kaisar terlebih dahulu sampai. Karena panik, permaisuri Xianmu berlari ke arah kaisar, dia benar benar lupa akan statusnya sebagai seorang permaisuri.
Mendengar hentakan suara sepatu yang mendekat ke arahnya, kaisar Xian berbalik. Senyumnya mekar begitu melihat sang permaisuri tengah berlari kearahnya. Permaisuri Xianmu adalah seseorang yang aktif dimasa lalu, dan hal ini tidak bisa berubah dalam waktu singkat. Jadi tanpa sengaja permaisuri kesayangan kaisar Xian itu menginjak hanfu panjangnya dan dia hampir terjatuh, tapi dengan sigap sang kaisar menagkap pinggang sang permaisuri dan mencegahnya terjatuh. Semua iringan dayang dan pengwal kekaisaran yang melihat posisi ambigu kaisar Xian dan permaisuri Xianmu itu segera menunduk, sementara Si Zhui memerah.
Kaisar Xian, “Kau hampir saja terluka permaisuriku.”
Permaisuri Xianmu masih berada dipelukan sang kaisar, dia tertawa dengan wajah memerah, “Ahehehhe, maafkan aku kaisar. Aku benar-benar teledor.”
Seketika pasangan kaisar dan permaisuri itu menyadari kecanggungan yang terjadi. Dengan cepat mereka segera memperbaiki posisi mereka, Kaisar Xian memerintahkan, “Kalian bisa sedikit menjauh. Aku akan mengobrol bersama permaisuriku.”
Semua orang berjalan mundur beberapa langkah, tapi tidak dengan Si Zhui dan Mian Mian. Mereka masih berdiri dengan mantap ditempat dengan pedang yang masih pegang. Permaisuri Xianmu melirik ke arah keduanya, “Kalian juga boleh pergi.”
Kaisar Xian menarik tangan permaisuri Xianmu dan membawanya pergi mengitari taman istana. Mereka berjalan cukup jauh hingga para pengawal tidak terlihat lagi. Saat suasana sudah tenang, permaisuri Xianmu membuka pembicaraan, “Kaisar, anda tidak perlu khawatir. Aku akan siap menerima keputusan anda. Perihal soal selir kekaisaran.”
Kaisar Xian hanya metanap wajah cantik permaisuri Xianmu itu dengan tatapan lembut. Walau permaisuri Xianmu masih bersikap tenang, tapi matanya benar-benar tidak bisa berbohong. Dari mata jernih permaisuri Xianmu itu, kaisar Xian melihat bayangan dirinya.
Permaisuri Xianmu melanjutkan, “Itu adalah peraturan secara turun temurun dan tidak bisa untuk dihindari. Jadi kaisar harus….”
Belum selesai sang permaisuri Xianmu menyelesaikan ucapannya, kaisar Xian sudah terlebih dahulu menutup bibir permaisuri dengan ciuman. Kaisar meraih pinggang permasuri Xinmu lalu menundukkan wajahnya untuk kemudian menciumnya. Mata permaisuri terbelalak, dia hanya bisa diam. Permaisuri Xianmu ingin melawan tapi dia tidak bisa, dalam hatinya dia berkata, “Dia adalah kaisar dan aku adalah wanitanya.”