Cao Pi secara alami kembali ke istana, gerbong kereta tandu yang ia naiki kali ini tidak hanya membawa bebannya seseorang, tapi seseorang tengah bersembunyi di dalam peti kotak yang ada di bawah bangku penumpang. Meski demikian, kereta gerbong yang akan melewati gerbang pintu masuk istana Weiyang haruslah melalui pemeriksaan yang ketat, hal yang sama berlaku bagi para pejabat tak terkecuali Cao Pi.
“Maaf perjalanan anda terganggu tuan Cao. Kami hanya melaksanakan prosedur.” Pengawal kekaisaran segera menunduk dan memberi hormat begitu tau kereta yang berhenti adalah kereta pejabat tinggi.
Wajah Cao Pi berubah menjadi gelap ketika ia mendengar ucapan pengawal itu. Ia kemudian mencibir, “Aku sudah keluar masuk istana puluhan bahkan ribuan kali dan kau masih berani memeriksaku. Hmmph, apa kau tidak tau siapa aku?”
“Kami hanya melakukan perintah tuan.” Pengawal itu tampak ketakutan.
“Aku adalah sepupu dari yang mulia permaisuri Xianmu dan selir Hua. Selain itu aku adalah pejabat tingkat tinggi dari fraksi barat!” Melihat pengawal itu tetap teguh walau wajahnya menunjukkan ketakutan pada Cao Pi, Cao Pi masih merasa geram. Dan karena Cao Pi yang tidak mau kooperatif untuk melakukan pemeriksaan, antrian kereta yang juga akan masuk ke istana Weiyang menjadi terhenti. Kemacetan kereta kuda tidak bisa dihindari.
Hari itu, Si Zhui yang baru saja kembali dari luar istana melihat kejadian ini. Lan Si Zhui menunggangu kudanya dan datang dengan di ikuti Chu Fei Yang dari belakang yang juga menunggangi kuda hitamnya. Melihat antrian yang menjengkelkan itu, Si Zhui dan Chu Fei Yang langsung maju ke depan dan bertanya pada pengawal istana, “Aku adalah menteri kiri, Lan Si Zhui. Ada apa? Apa kau tidak tau banyak kereta yang membawa obat-obatan!”
Lan Si Zhui memang seorang yang tidak banyak bicara, tapi ia begitu terkenal dikalangan prajurit dan pengawal istana. Selain karena wajahnya yang tampan, perwatakannya yang dingin dan ilmu pedang yang berada di level atas membuat Si Zhui sangat di segani. Apalagi sekarang jabatannya sebagai menteri kiri yang menguasai militer istana, tentu saja Si Zhui akan semakin terkenal.
“Maafkan kamu tuan, tapi tuan Cao menolak untuk diperiksa.” Pengawal itu ketakutan dan tidak bisa menghalangi keringat dingin yang jatuh dari dahinya.
Si Zhui melirik gerbong mewah bertuliskan “Cao Fu” itu, ia kemudian berjalan ke arah jendela dan mengetuk bagian samping gerbong. Seketika tirai gerbong terbuka dan Cao Pi muncul, “Ah ternyata pengawal Lan, ah tidak..tidak.., maksudku menteri kiri Lan.”
Wajah Cao Pi yang tersenyum itu membuat Chu Fei Yang tersenyum mencibir, ada ekpresi jijik yang muncul dari fitur tampan seorang Chu Fei Yang. Baru saja ia akan membuka mulutnya, tapi Si Zhui sudah terlebih dahulu berbicara, “Tuan Cao, anda sebagai pejabat istana harusnya menjadi teladan bagi setiap warga. Anda seharusnya lebih koperatif dan mau bekerja sama.”
Cao Pi mendengus, wajahnya begitu suram dan bertambah marah ketika ia mengingat status Si Zhui kini jauh lebih tinggi di atasnya. Secara alami Cao Pi mendengus dan mencibir, “Hmmph, bukannya aku tidak mau bekerja sama, tapi aku hanya tidak ingin pengawal rendahan ini masuk ke gerbong mewahku.”
Kali ini Chu Fei Yang tidak bisa lagi menahan mulutnya untuk tetap diam. Ia memajukan kudanya dan melangkah di samping jendela gerbong. Dengan penuh ke anggunan dan kesombongan, Chu Fei Yang berbicara, “Ahahah, pejabat Cao keretamu memang mewah dan sepertinya sepatu pengawal itu akan mengotori gerbongmu ini. Oleh karena itu, biar aku yang memeriksanya.”
Cao Pi merasa semakin geram dengan ucapan Chu Fei Yang itu. Tapi rasa paniknya jauh lebih besar sekarang, jika ia ketahuan menyelundupkan seorang cenayang ke istana, ia akan berakhir menjadi mayat esok hari.
“Chu Xiang bukanlah pasukan militer yang bisa semaunya untuk masuk dan mengambil alih keamanan. Jika Chu Xiang senggang, mengapa tidak pergi ke wilayah selatan dan mengobati warga disana.” Cao Pi dengan tenang menatap Chu Fei Yang. Wajahnya menghina dan menunggu balasan dari Chu Fei Yang.
Chu Fei Yang mulai gila karena amarah, ia nyaris menampar wajah menjijikan Cao Pi itu, tapi Si Zhui melangkah lebih cepat dan menggenggam lengan Chu Fei Yang. Melihat Si Zhui menggeleng-gelengkankan kepalanya, Chu Fei Yang hanya bisa menelan amarahnya.
“Aku yang akan memeriksanya sendiri.” Si Zhui secara mengejutkan membuat keputusan.
Mata Cao Pi langsung terbelalak begitu ia mendengar ucapan Si Zhui itu. Mustahil untuk mereka lolos jika Si Zhui sudah turun tangan. Kejelian mata Si Zhui tidak akan membiarkan satu buah jarum pun lolos dari pengawasannya. Cao Pi kini hanya bisa pasrah dan berharap surga akan membantunya. Keringat dingin mulai mengalir di punggung Cao Pi ketika Lan Si Zhui mulai menjejakkan satu kakinya di atas gerbong.
“Menteri Lan, menteri Lan, kaisar Xian telah menunggu anda dan Chu Xiang di paviliun pribadinya sekarang.” Secara mengejutkan kasim Li yang telah mendengar kedatangan Si Zhui dan Chu Fei Yang segera datang untuk menyampaikan pesan kaisar.
Begitu akan masuk untuk memeriksa gerbong mewah Cao Pi itu, langit benar-benar telah menolong Cao Pi. Si Zhui dan Chu Fei Yang dengan berat hati meninggalkan pos penjagaan itu menggunakan kuda mereka. Sebaliknya Cao Pi yang merasa lega hanya bisa sedikit menggertak pengawal istana itu dan akhirnya ia lolos untuk masuk ke istana Weiyang.
Chu Fei Yang dan Si Zhui langsung menuju paviliun Jingshi untuk menemui kaisar. Kasim Li secara alami memimpin mereka ke paviliun, tapi hanya Chu Fei Yang dan Si Zhui yang masuk.
“Salam yang mulia, kami telah kembali.” Kedua orang itu serentak memberi salam.
“Oh, kalian seharusnya istirahat. Apa yang kalian lakukan disini?” Secara mengejutkan kaisar Xian menyuruh keduanya keluar. Bukankah kasim Li mengatakan kalau kaisar memanggil Chu Fei Yang dan Lan Si Zhui.
“Maaf yang mulia, bukankah anda menyuruh kami untuk datang.” Chu Fei Yang secara acuh tak acuh berbicara.
Kaisar Xian memandangi keduanya, “Aku? Memanggil kalian? Aku tidak melakukannya.”
Chu Fei Yang dan Lan Si Zhui bertatapan, wajah mereka penuh dengan tanda tanya. Mereka tidak akan buru-buru memasuki istana dan dengan sembrono datang ke paviliun Jingshi jika bukan kaisar Xian yang memanggil mereka.
“Tapi kasim Li baru saja mengatakan kalau anda memanggil kami.” Si Zhui kemudian berbicara dan Chu Fei Yang secara bersamaan menganggukkan kepalanya untuk mendukung pernyataan Si Zhui.
Kaisar Xian tersenyum dan dengan santai berkata, “Aiya, kasim itu sudah tua. Jangan mempermasalahkannya, mungkin saja ia lupa.”
Mendengar ucapan kaisar itu, Chu Fei Yang dan Si Zhui hanya diam. Walau ada keanehan yang mereka rasakan, tapi mereka tidak berbicara lagi dan langsung keluar meninggalkan Jingshi.
Langit siang telah tertutup sepenuhnya oleh langit malam yang gelap. Kaisar Xian kembali ke istana Long Gong setelah seharian berkutat dengan masalah pemerintahan. Tanpa di duga selir Hua sudah berada di istana Long Gong dan menunggu kaisar.
“Di mana selir Hua sekarang?” Mendengar kepala pelayan memberitahunya tentang kedatangan selir Hua, kaisarXian bertanya.
“Dia ada di kamar pribadi anda.” Kepala pelayan dengan khawatir menjawab. Kepala pelayan istana Long Gong itu takut jika kaisar akan memarahinya karena dengan sembrono membiarkan selir Hua masuk ke kamar pribadi kaisar. Sebelumnya, hanya permaisuri Xianmu yang masuk ke ruangan pribadi kaisar itu, tapi secara mengejutkan selir Hua mamaksa untuk masuk ke kamar pribadi itu malam ini.
Tapi kaisar tidak mengatakan apa-apa pada kepala pelayan itu, kaisar Xian dengan wajah datar memasuki kamar pribadinya. Dari ambang pintu, kaisar Xian melihat siluet selir Hua yang tengah berdiri memandang keluar jendela.
“Apa yang membawamu kemari mala mini selir Hua?” Kaisar Xian dengan dingin berbicara.
“Yang mulia, selir Hua memberi salam.” Wajah selir Hua tampak tenang. Riasaannya agak berbeda malam ini, sedikit meriah tapi anggun.
“Karena ini sudah larut dan selir Hua memaksa masuk ke ruangan pribadiku, pastilah ada hal yang mendesak.” Kaisar Xian duduk dengan santai dan berbicara. Wajahnya masih tampan walau ada sedikit keletihan karena banyaknya tugas seorang kaisar.
“Tidak ada yang mendesak. Hamba hanya ingin berbicara pada kaisar. Hamba rasa hamba ingin melihat kaisar.” Selir Hua kemudian dengan malu-malu mengungkapkan perasaan hatinya.
Tapi kaisar Xian begitu kelelahan hari ini, ia pulang dari ruang kerjanya sangat larut. Dan selir Hua datang untuk menggaggu istirahatnya, tentu saja kaisar Xian menjadi semakin suram. Kaisar Xian kemudian berdiri dari kursinya dan berjalan menuju ranjang naga. Ia kemudian berkata dengan acuh tak acuh, “Ini sudah malam, sebaiknya selir Hua kembali ke paviliunmu. Aku sedang lelah dan ingin beristirahat.”
Wajah selir Hua berubah menjadi lebih suram, ia kemudian juga berdiri dan berjalan ke arah kaisar. Tanpa di duga, selir Hua dengan berani memeluk kaisar Xian dari belakang.