Kasus Lama

1186 Kata
“Nenek sudah mendengar kalau kaisar akan membuka lagi kasus kematian mendiang kaisar Liu Bian. Apakah itu tidak berbahaya? Mungkin karena hal ini, yang mulia dan permaisuri akan terluka.” Mendengar berita penyelidikan besar-besaran yang akan dilakukan oleh kaisar Xian, janda permaisuri agung langsung bergegas menuju istana Long Gong untuk menemui cucunya itu. Kaisar Xian meletakkan tangannya di atas punggung tangan nenek kekaisaran dan berkata dengan lembut, “Nenek kekaisaran tidak perlu khawatir, aku sudah membicarakan hal ini pada permaisuri. Apapun hasilnya itu, permaisuri tidak akan pernah mundur. Dan aku berjanji akan melindungi permaisuri dan calon anak kita.” Hati janda permaisuri yang semula menegang, kini sudah merasa lebih tenang. Ia yakin kalau cucunya tidak akan pernah bertindak gegabah dan membahayakan orang-orang yang di cintainya. Kaisar Xian beranjak dari istana janda permaisuri untuk kemudian menemui permaisuri Xianmu. Si Zhui yang kini sudah mendapatkan promosi, sama sekali tidak pernah berubah dan berniat meninggalkan kaisar Xian. Walau ia juga tidak pernah melupakan jabatan dan tugasnya, tapi ia selalu berada di samping kaisar Xian. “Bukankah kau seharusnya berada di kantor kehakiman dan menyelidiki masalah. Kenapa kau terus mengikutiku?” Kaisar Xian mendengus dan melirik Lan Si Zhui ketika ia berjalan. Si Zhui dengan santai menjawab, “Hamba akan kesana sebentar lagi yang mulia. Anda tidak perlu khawatir, hamba sudah melakukan tugas hamba.” “Aiya, perdana menteri kiri Lan, kau memang yang terbaik. Jadi apa yang kau temukan?” Kaisar Xian berdecak dengan penuh kekaguman. “Untuk sementara waktu hamba tidak akan memberitahu yang mulia. Hamba akan memberitahu yang mulia begitu semuanya jelas.” Si Zhui dengan sopan menurunkan pandangannya. Mendengar Si Zhui mengoceh dengan penuh wibawa, kaisar Xian menepuk bahu Si Zhui, “Aku menantikan hasil kerja keras menteri Lan.” Rombongan kaisar Xian itu akhirnya sampai di halaman istana Fenghuang. Dari kejauhan, kaisar Xian melihat permaisuri Xianmu tengah duduk di santai di paviliun terbuka yang dikelilingi oleh kolam buatan. Tampak seperti lukisan kuno yang indah, permaisuri Xianmu memegang sesuatu di tangannya dan pandangannya hanya terfokus pada benda yang ia pegang itu. Mian Mian menyadari kedatangan kaisar Xian dan hendak memberitahu permaisuri, tapi kaisar Xian melarangnya dan membuat gerakan agar semua pelayan dan kasim menjauh. Hingga akhirnya kaisar Xian dengan hati-hati melangkahkan kakinya. “Apa itu bunga teratai? Kenapa buruk sekali.” Kaisar Xian tiba-tiba datang dan berbisik di telinga permaisuri. Karena terlalu fokus dengan sulamannya, permaisuri Xianmu lupa akan jarum yang masih dipegangnya hingga akhirnya jarinya tertusuk dan darah keluar, “Ah.” “Permaisuri kau tidak apa-apa?” Kaisar Xian terlihat panik walau ia tau bahwa luka itu tidak akan membunuh permaisurinya. Kaisar Xian dengan sigap memasukkan jari yang berdarah itu ke dalam mulutnya. Permaisuri Xianmu hanya memandangi kaisar dengan senyuman anggunnya. Kaisar Xian mengeluarkan jari permaisuri itu dari mulutnya dan memastikan bahwa darah tidak lagi mengalir, “Permaisuri sungguh teledor.” Permaisuri Xianmu diam-diam berbicara pada dirinya sendiri dengan suara pelan, “Kalau kaisar tidak datang secara diam-diam, maka aku tidak akan tertusuk.” “Permaisuri, apakah kau mengatakan sesuatu?” kaisar Xian bertanya dengan wajah penuh kepolosan. “Ah tidak, tidak.” Permaisuri Xianmu melambai-lambaikan tangannya dengan bodoh. Melihat kembali ke sulaman permaisuri itu, kaisar Xian tidak bisa tidak tertawa. Ia berusaha menahan tawanya, tapi tidak bisa. Pola bunga teratai yang disulam menggunakan benang berwarna hijau di kain sutra berwarna putih itu tampak menyedihkan. Setiap kelopak bunga itu tidak sama, dan akar-akar bunga tertainya tampak jauh menyedihkan. Melihat tatapan kaisar tidak pernah lepas dari karyanya yang buruk, permaisuri Xianmu segera menyimpan hasil sulamannya itu di atas meja dan menutupinya dengan tumpukan benang. Ia kemudian berbicara dengan nada putus asa, “Permaisurimu memang payah dalam menyulam. Aku akan belajar lagi pada kakak di lain waktu.” Kaisar Xian mencubit pipi permaisuri yang menggemaskan itu dan berbicara, “Fei Fei tidak akan pernah membiarkan permaisuri untuk mencuri Chu Furen.” Permaisuri Xianmu tersenyum mendengar ucapan kaisar Xian itu. Tapi ia tau bahwa kedatangan kaisar ke istana Fenghuang bukan dalam rangka untuk melihat hasil sulamannya atau untuk menggodanya. Permaisuri Xianmu sudah mendengar hasil rapat di aula yang menjadi topic hangat di istana belakangan ini. “Yang mulia, anda harus lebih banyak istirahat. Anda tidak perlu datang dan melihatku kesini setiap saat. Permaisuri ini pasti tau kalau yang mulia sangat khawatir padaku, tapi aku benar-benar baik saja. Aku akan selalu behagia karena XieXie selalu ada disini menemaniku. Dia adalah sumber kekuatanku selain yang mulia.” Permaisuri Xianmu dengan lembut menyentuh perutnya yang terlihat sedikit membengkak. Lalu tangannya berpindah untuk membelai wajah tampan kaisar Xian. Tatapan kaisar Xian berpindah dari permaisuri Xianmu ke perut permaisuri, lalu tangannya ikut membelai perut itu, “XieXie?” Permaisuri Xianmu mengangguk dan tersenyum, “Itu adalah nama janin ini. Aku tidak tau harus memanggilnya apa, jadi aku memilih nama kecil anda untuk memanggilnya. Apa yang mulia keberatan?” Kaisar Xian menggeleng-gelengkan kepalanya, “Tidak, tentu saja tidak.” Wajah tampan kaisar Xian mengamati wajah permaisuri yang seputih giok. Ada rasa cinta yang dalam di tatapan itu, ada rasa kasihan dan penyesalan yang juga terpancar ketika kaisar Xian menatap permaisuri Xianmu. Penyesalan karena mereka berdua harus lahir dari keturunan bangsawan yang tidak bisa hidup secara bebas. Tangan kaisar Xian tiba-tiba menggapai leher permaisuri Xianmu, membelainya hingga ke pipi permaisuri Xianmu. Hingga kemudian bibir merah permasuri Xianmu di tangkap oleh bibir tipis kaisar Xian. Kaisar Xian mencium permaisuri Xianmu dengan penuh cinta, begitu intens dan tidak mau melepaskan daging lembut itu. Seperti ada kerinduan yang tak terlukiskan dibaliknya. Mengingat permaisuri Xianmu tengah hamil, kaisar Xian segera mendapatkan kembali ketenangannya dan memeluk permaisuri. “Bukankah ini sudah tiga bulan usia kandunganmu?” Kaisar Xian berbisik ketika ia memeluk permaisuri dengan erat. Permaisuri Xianmu hanya mengangguk lembut dan berkata, “En.” Tangan kaisar Xian yang satu meraih tumpukan benang yang berada di belakang permaisuri itu hingga akhirnya sapu tangan hasil rajutan permaisuri Xianmu itu nampak. Dengan cepat kaisar Xian memasukkan sapu tangan itu ke dalam lengan bajunya dan ia melepaskan pelukannya. “Aku harus segera kembali, masih banyak pekerjaan yang menunggu.” Kaisar Xian tersenyum cerah dan melangkahkah kakinya keluar dari istana Fenghuang. Permaisuri Xianmu kemudian melihat ke belakang dan menyaksikan tumpukan benangnya sudah terhambur di mana-mana, tapi ia tidak melihat sapu tangan mengerikan itu lagi. Dalam hati permasuri Xianmu berdecak, “Sejak kapan kaisar negeri ini menjadi pencuri sapu tangan jelek?” Berita mengenai penyelidikan besar-besaran yang tengak menggemparkan istana itu juga terdengar oleh selir Hua. Kekhawatirannya semakin memuncak ketika kehamilannya mulai menunjukkan tanda-tanda yang signifikan. Cao Cao yang sudah pusing dengan masalah pemerintahan, kini menjadi semakin gila ketika ia mengetahui bahwa selir Hua hamil anak Xue Yang. Walau usia kandungannya masih beberapa minggu, tapi itu bukanlah hal yang baik. “Ayah, kita harus cepat bergerak.” Selir Hua ketakutan. “Kau tenang saja. Ayahmu ini akan melakukan semua hal agar kita dan fraksi barat bisa bertahan.” Cao Cao menekan pelipisnya ketika ia berbicara. Walau wajahnya tampak tenang, tapi pikirannya berkecamuk. Menyadari permaisuri Xianmu bukan satu-satunya orang yang menjadi ancamannya, selir Hua segera berbicara pada ayahnya, “Kita juga harus menyingkirkan selir Fu.” “Apa dia tau keadaanmu?” Cao Cao tampak panic kali ini. “Dia tidak tau, tapi aku yakin dia mulai curiga. Kita harus menyingkirkannya dari istana. Waktu kita tidak banyak ayah. Dalam satu minggu ini, kita harus menyingkirkan permaisuri dan selir Fu dari istana. ” Cao Hua dengan kejam berkata.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN