Keputusan Kaisar

1796 Kata
Malam semakin larut, tapi kaisar Xian dan abdi kepercayaannya Si Zhui, belum kembali. Kepala kasim yang bertugas melayani kaisar begitu cemas, lelaki berusia lebih dari separuh abad itu terus mondar-mandir di depan pintu kamar kaisar. Lilin dan dupa wewangian tetap dinyalakan, aroma bunga osmanthus tercium dari balik pintu kamar berukiran naga itu. Hal ini dilakukan untuk mengelabui orang-orang yang tidak mengetahui kepergian kaisar. Tapi rumor di istana menyebar bagaikan wabah, dan tidak aka nada yang bisa mencegah hal ini. Entah dari mana asalnya, suara langkah kaki kian mendekat ke arah kasim kaisar. Suara kaki itu bukan bunyi dari sepatu satu orang saja, melainkan beberapa orang, 5 hingga 7 orang. Keringat dingin mengucur dari balik topi sang kasim, wajah pucat laki-laki yang tidak bisa memiliki keturunan itu semakin nampak. “Kalian semua harus tetap bersikap tenang. Siapa pun yang datang, jangan pernah mengatakan kalau kaisar sedang tidak ada di istana.” Kasim Li memerintahkan kepada para bawahannya. Walau nada bicara kasim Li masih sangat tenang, tapi jiwanya sudah melayang dari tubuhnya. Dengan wajah putus asa, kasim Li berusaha menyembunyikan keberadaan kaisar yang saat ini tidak diketahui. "Matilah aku. Kaisar, lebih baik anda membunuh hamba saja." Kasim Li diam diam mengutuk dirinya atas kelalaiannnya dalam menjaga sang tuan. Suara langkah kaki itu semakin lama semakin keras, suara hentakan yang berasal dari beberapa sepatu boots semakin nyata mendekat. Dan benar saja, 5 orang penatua kerajaan sedang berjalan menghampiri kasim kaisar. Mereka adalah anggota dari fraksi barat dan fraksi timur. Cao Cao juga datang dengan wajahnya yang gelap. Mereka langsung menyampaikan niat mereka dan menyuruh kasim Li mengumumkan kedatangan mereka, “Kami ingin melihat kaisar, cepat buka pintunya." Kasim kaisar tergagap,"Itu..itu, kaisar sedang.." Panglima Cao Cao tidak bisa menahan komentarnya. Suaranya sangat dingin ketika ia berbicara, "Cepat katakan kedatangan kami pada kaisar." Kasim Li menahan keringat dingin di tubuhnya, wajahnya masih berusaha untuk tenang. Punggungnya sudah basah dengan keringat, ketika ia dengan lembut berkata, “Maafkan aku tuan. Aku taku anda semua tidak bisa bertemu dengan yang mulia kaisar malam ini. Kaisar sedang tidak bisa di ganggu, sebaiknya para penatua dan tuan-tuan menteri kembali. Kembalilah esok hari." Ketua fraksi timur mulai kehabisan kesabaran,"Kau pikir kami bodoh? Kami tau kaisar menyelinap keluar istana. Jangan mencoba menutupinya, ini bahkan belum lama saat…" Ketua fraksi timur itu belum menyelesaikan kalimatnya, tapi sosok Si Zhui yang tiba-tiba muncul dan membuka pintu kamar kaisar Xian, "Tuan Fu, bukankah kalimat anda sudah sangat keterlaluan?" Jantung kasim Li yang sedari tadi sudah menggantung akhirnya bisa melonggar ketika ia melihat Si Zhui muncul. Sementara itu Si Zhui yang baru saja muncul memasang ekspresi garang ketika ia mendengar ucapan Cao Cao itu. Wajah tampan seorang Lan Si Zhui tiba-tiba gelap ketika ia melihat kumpulan para tetua istana itu meragukan keberadaan kaisar. Melihat Si Zhui berdiri di depan mereka, seketika wajah para pejabat tinggi istana itu menjadi pucat pasi. Keberadaan Si Zhui yang tidak pernah hilang dari sisi kaisar Xian meembuat mereka berpikir bahwa rumor itu hanyalah tipuan semata. Cao Pi yang juga turut hadir tidak bisa membantu tapi wajah cemasnya tergambar begitu ia berkata dengan suara gagap, "Kau, kau…kenapa…" Si Zhui tetap tenang, setelah itu ia berbicara, “"Yang Mulia Kaisar sedang tidak mau di ganggu karena dia sedang bersama Permaisuri Xianmu." Penatua fraksi timur masih menolak untuk kalah. Ia secara acuh tak acuh berkata, "Benarkah? Kalau begitu dimana mereka?" "Mereka sedang berada dihalaman paviliun permaisuri Xianmu." Si Zhui membalas. Si Zhui sudah berusaha menghalangi para penatua itu menerobos halaman paviliun tapi sayangnya itu mustahil. Sekelompok pria berusia setengah abad itu berjalan menuju halaman permaisuri seperti sekelompok bandit yang akan menangkap basah umpannya. Tapi apa yang mereka dapatkan? Wajah para penatua itu berubah menjadi gelap dan masam? Apa yang telah terjadi? "Ini…" Ujar penatua fraksi timur. Sementara itu panglima Cao Cao tidak bereaksi apa-apa, wajahnya datar seperti biasa. 10 menit yang lalu, sebelum para penatua sampai di halaman paviliun permaisuri. BRUKK... Suara kaki yang mendarat di tanah mengagetkan permaisuri Xianmu yang tengah duduk sambil memandangi rembulan. Terlihat kaki panjang dengan sepatu booth kerajaan dengan pola naga yang disulam dengan benang berwarna emas, sepatu seperti itu hanyalah milik kaisar seorang. Maka pastilah itu adalah kaisar Xian yang diam-diam kembali. Permaisuri sosok yang sangat dikenalnya itu sedang mengibas-ngibaskan debu yang ada di jubah naganya. Tidak langsung memberi hormat, tapi permaisuri Xianmu secara spontan berlari menuju kaisar Xian yang masih sibuk dengan bajunya."Kaisar…". Melihat wajah cemas permaisuri Xianmu tengah menatapnya, kaisar Xian merasa bahagia. Ia merasa bahagia karena masih ada seseorang yang dengan tulus mengkhawatirkannya. "Permaisuriku, aku…" Awalnya kaisar Xian ingin menjelaskan maksud pelariannya kali ini. Tapi mata kaisar Xian langsung teralihkan oleh bayangan segerombolan orang yang mulai mendekat. "Kenapa, ada apa yang mulia?" Permaisuri Xianmu bertanya. Tatapan kaisar Xian yang semula berada pada bayangan itu kini telah teralihkan ke sosok permaisuri Xianmu yang masih menunggu jawabannya itu. Mata kaisar Xian seperti mata seekor harimau yang telah siap menerkam matanya. Sementara sang permaisuri masih keheranan, karena penasaran dengan apa yang dilihat oleh Kaisar Xian, Permaisuri Xianmu pun menoleh. Tapi begitu kepala sang permaisuri hendak berbalik, dengan sigap tangan kaisar Xian menarik pinggang sang permaisuri. Kaisar Xian mengunci mulut permaisuri Xianmu dengan mulutnya. Mata permaisuri Xianmu terbuka lebar karena kaget, sementara kaisar Xian masih meletakkan bibirnya di bibir Permaisurinya. Merasakan sesuatu yang lembut tengah melumat bibir merahnya, permaisuri tidak bisa melakukan apa-apa. Dia hanya tenggelam ke dalam kasih sayang kaisar Xian itu. Jadi itulah yang para penatua lihat, mereka kaget karena melihat kaisar Xian mencium permaisuri Xianmu. 10 menit kemudian, saat penatua melihat kejadian itu… Salah seorang panatua berbicara, "Aiya..ini.." Kaisar Xian segera menyadari dan melepaskan bibirnya dari bibir merah permaisuri Xianmu. Wajah kaisar Xian dingin, tangannya meraih tangan permaisuri Xianmu dan mulai berjalan mendekat ke arah penatua. "Aku baru tau kalau kalian para penatua fraksi yang terkenal bermartabat bisa menerobos masuk dan melihat privasi kaisar dan permaisuri?" Nada bicara Kaisar Xian dingin. Wajahnya suram ketika ia sedang menatap para bawahannya itu dengan tatapan membunuh. Ketakutan yang luar biasa kini tengah menyapu tubuh segerombolan penatua istana itu. Keringat dingin mengalir deras dari dahi mereka ketika mereka berlutut dan memohon, "Ampuni kami, kami.." "Cukup!" Nada bicara kaisar Xian kini sedikit keras. Kemudian sang kaisar kembali melanjutkan,"Kalian meremehkanku karena aku hanyalah anak muda ingusan? Kalian merasa tidak aman dibawah pimpinanku? Benar seperti itu? Itulah mengapa kalian tidak menghormatiku? Apa peringatanku di aula istana tempo hari tidak cukup untuk membuat kalian takut." Melihat kaisar Xian yang marah, permaisuri Xianmu tetap diam. Tangannya masih digenggam erat oleh tangan besar kaisar Xian. Tatapannya tiba-tiba menyapu ke a rah ayahnya yang juga sedang berlutut, tapi permaisuri Xianmu tau kalau ayahnya tidak takut sedikitpun dengan gertakan kaisar Xian ini. Sebaliknya, ketika permaisuri Xianmu menatap saudara sepupunya Cao Pi, ia merasa sedikit kasihan. Tatapan Cao Pi bisa mengambarkan bagaimana rasa pengecutnya itu mulai merasuki wajah sombongnya. Para pejabat itu seraya berkata, "Kami tidak berani." Kaisar Xian tersenyum tipis, "Bangunlah dan kembali ke kediaman kalian. Aku tidak ingin melihat hal ini terulang. Bukankah kalian tau hukuman bagi mereka yang menentang kaisar? Hukuman Ling Chi, perlukah aku menjelaskannya?" Para penatua menggigil,"Tidak, tidak, ampuni kami." Segera setelah kata "Ling Chi" keluar dari bibir manis sang kaisar para penatua menjadi menggigil ketakutan, tak terkecuali Cao Cao yang tidak lain adalah ayah mertuanya sendiri. Para penatua berpikir kalau kaisar Xian bukanlah pemuda yang mudah untuk diatur. Berpikir bahwa kulit dan daging mereka akan di iris dengan pisau tajam, mereka langsung meminta ampunan kepada kaisar. Setelah suara dingin kaisar Xian menyuruh mereka pergi, dengan langkah kaki yang masih gemetar, mereka langsung undur diri. Sementara itu permaisuri Xianmu masih membatu setelah mendengar kata-kata kaisar tadi. Dia tidak mengira akan mendengar ucapan tegas dari laki-laki yang dulunya ia panggil "wangye" itu. "Apakah aku membuatmu takut?" Tanya kaisar Xian. Permaisuri Xianmu menggeleng-gelengkan kepalanya,"Tidak, hanya saja saya merasa sedikit terkejut." Kaisar Xian meraih tangan kecil permaisuri Xianmu," Tenang saja, aku tidak akan benar-benar melakukannya saat. Ini adalah caraku mendisiplinkan meraka, permaisuri jangan terlalu memikirkannya." Permaisuri Xianmu tersenyum tenang setelah mendengar ucapan dari kaisar Xian itu. Sebaliknya kaisar Xian memasang wajah masamnya di depan permaisuri Xianmu. Wajahnya seperti anak anjing yang meminta makanan pada majikannya. "Permaisuri tidak bertanya kenapa aku tiba-tiba menciummu?" Kaisar Xian acuh tak acuh. Permaisuri Xianmu,"Hmm..sejujurnya saya kaget, hanya saja.." Kaisar Xian, "Hanya saja apa?" Permaisuri Xianmu menahan kecewa, "Bukankah itu untuk mengalihkan perhatian penatua? Saya sudah tau maksud dari ciuman kaisar tadi. Dalam peraturan istana dikatakan bahwa permaisuri tidak boleh menolak segala kontak fisik dengan kaisar. Permaisuri adalah milik kaisar, tentu saja saya harus mematuhi hal itu." Kaisar Xian sedikit berapi-api,"Apa?! Tentu saja itu tidak benar, aku melakukannya karena aku juga merindukanmu permaisuriku. Andai saja para penatua itu tidak datang, aku mungkin bisa sedikit lebih lama…" Kaisar Xian menyenggol lengan permaisuri Xianmu, tingkahnya sekarang lebih mirip bandit nakal yang sedang menggoda gadis pasar. Permaisuri Xianmu tidak bisa tidak tersenyum ketika ia berkata, "Kaisar pasti lelah, beristirahatlah." Kaisar Xian menarik Permaisuri Xianmu ke dalam pelukannya. Wajah cantik permaisuri Xianmu tenggelam di d**a kaisar Xian yang hangat. Kaisar Xian kemudian berbisik, “Temani aku, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu."! Berlokasi di istana Fenghuang, kaisar Xian dan permaisuri menikmati waktu mereka. Kaisar Xian tidur dipangkuan sang permaisuri, matanya terpejam tapi mulutnya masih bersuara, "Aku akan mengambil 2 selir dari fraksi barat dan timur." Permaisuri Xianmu sedikit terkejut, tapi ia dengan tenang berbicara, "Kaisar, aku akan mendukung segala keputusan kaisar." Dari nada bicara sang permaisuri Kaisar Xian langsung mengetahui kekecewaan yang terkandung dibalik kata-kata lembut permaisuri Xianmu itu. Kaisar Xian bangkit, dia menatap wajah permaisuri Xianmu yang masih tenang dan berusaha tersenyum. Kaisar meraih tangan permaisuri Xianmu yang dingin, "Dengarkan aku baik-baik permaisuriku, aku mungkin kaisar untuk semua orang di negeri ini, aku mungkin suami untuk selir-selirku nantinya, tapi hati Liu Xie ini hanya untuk Cao Jie. Aku jatuh cinta padamu dan itu tidak akan pernah berubah, aku bersumpah tidak akan memberikan sesuatu yang seharusnya menjadi milikmu pada orang lain." Permaisuri Xianmu, "Kaisar.." Tanpa sadar permaisuri Xianmu memeluk kaisar dengan erat, tapi pelukan hangat sang permaisuri yang sangat disukai kaisar itu hanya berlangsung singkat. Permaisuri Xianmu yang masih malu-malu kucing seketika memerah dan melepaskan pelukannya. "Maafkan permaisurimu ini kaisar.." kata permaisuri Xianmu. "Aku tidak mau. Kau sudah memprovokasi ku, jadi jangan salahkan aku kalau aku akan memakanmu mala mini permaisuri." Kaisar Xian membalas. Dengan cepat kaisar Xian menindih permaisuri dibawahnya, wajahnya tampannya menatap wajah cantik permaisuri Xianmu. Senyum licik kaisar Xian teepancar dan membuat detak jantung permaisuri Xianmu tak karuan. "Aku mencintaimu permaisuriku." Kata kaisar Xian sebelum bibir mereka kembali bertemu. Lampu dikamar kaisar perlahan mulai meredup. Dimalam yang sejuk dengan aroma bunga osmanthus itu kaisar Xian dan permaisuri Xianmu menghabiskan malam bersama.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN