Sementara itu rencana kaisar untuk tidak mengangkat selir masih menjadi berdebatan pihak fraksi selatan, mereka tidak menyerah untuk mengekang kaisar Xian. Selain itu fraksi barat tidak tinggal diam, mereka juga sedang mempersiapkan rencana cadangan untuk mengatasi rencana fraksi selatan itu.
Fraksi barat tau kalau kaisar tidak akan mampu bertahan lama, walaupun ia cerdas tapi dia tetaplah seorang pemimpin yang harus mempertimbangkan saran dari para pejabat istana yang tidak lain adalah wakil rakyat. Pemimpin fraksi barat, “Kita juga harus mempersiapkan seorang selir, ini akan menjadi pertarungan yang adil.”
“Itu benar, apalagi kalau selir yang nantinya terpilih berasal dari pihak kita, maka kekuasaan fraksi barat akan bertambah kuat.” Timpal salah seorang petinggi fraksi barat.
Seseorang kembali menyahut, “Tuan Cao Cao, bukankah anda masih punya satu orang putri? Bagaimana kalau kita menggunakan salah satu dari mereka sebagai tameng?”
Cao Cao yang tidak lain adalah ayah permaisuri Xianmu hanya diam, dia tidak mengiyakan atau menolak argumen yang dikatakan oleh salah seorang petinggi fraksi barat itu. Tapi sifat manusia tidak bisa di bohongi, manusia adalah makhluk buas yang haus akan kekuasaan. Sejauh ini jabatan ketua fraksi barat dan ayah mertua kaisar sudah cukup menguatkan posisi Cao Cao di istana, terlebih lagi ketika putri tertuanya menjadi menantu Chu Fu, kekuatannya bertambah besar. Tetapi bukankah lebih baik ketika 2 putrinya memegang posisi sebagai wanita pertama dan kedua di negeri ini?
“Aku akan memikirkannnya.” Ujar sang panglima perang.
Janda permaisuri agung sudah melihat secara langsung situasi genting di istana Weiyang belakang ini. Rakyat ibu kota bahkan sudah menyebarkan rumor tentang pemilihan selir kekaisaran, maka tak ayal jika para bangsawan ibu kota turut mempersiapkan putri mereka. Karena rumor sudah menyebar, maka janda permaisuri selaku anggota keluarga kekaisaran yang masih hidup berusaha membujuk kaisar Xian. Jadi ia meluangkan waktunya untuk menemui kaisar Xian di istana naga.
“Nenek, apa yang nenek lakukan di sini? Angin bertiup begitu kencang belakangan ini, tolong menetaplah di istana nenek.” Ujar kaisar Xian sembari menatap nenek kekaisarannya yang tampak tua.
“Kaisar, bagaimana bisa nenekmu ini berdiam diri sementara rumor tentang kaisar sudah menyebar hingga keluar ibu kota Chang’an. Nenek ini sangat tau kalau kaisar sangat mencintai permaisuri, tapi kaisar tetaplah seorang pemimpin bangsa yang harus mematuhi hukum. Memiliki beberapa selir bukanlah suatu masalah besar kan, nenek bahkan sudah bertemu dengan permaisuri dan ia sama sekali tidak keberatan.” Ujar janda permaisuri agung.
Kaisar Xian mengalihkan pandangannya pada kertas kosong didepannya saat janda permaisuri mengatakan bahwa ia sudah memiliki persetujuan dari permaisuri Xianmu. Setelah melihat cucunya tidak mersepon, janda permaisuri agung kembali melanjutkan, “Kaisar sangat tau bagaimana aku mencintai permaisuri, aku juga sangat menyayangi anak itu. Tapi ini sudah beberapa bulan, tapi ia masih belum hamil. Jadi untuk mengalihkan perhatian rakyat tentang hal ini, nenek menyarankan kaisar untuk mengambil beberapa selir.”
Mendengar kata ‘hamil’ yang keluar dari mulut tua neneknya itu, kaisar Xian sedikit bereaksi. Ekspresinya tiba-tiba menjadi dingin, tapi ia tidak bisa berbicara dengan keras pada nenek kekaisaran, “Nenek, itu semua adalah kehendak langit. Aku dan permaisuri sudah berusaha, dan akhir-akhir ini aku sibuk jadi tidak punya waktu untuk menghabiskan waktu dengannya. Dia juga pasti sangat menderita karena hal ini.”
Melihat bayangan janda permaisuri agung yang meninggalkan istana naga, kaisar Xian kembali memikirkan sesuatu. Kata-kata yang di ucapkan oleh neneknya itu kini menyadarkan kaisar Xian bahwa beban yang ditanggung oleh permaisurinya tidak sesederhana itu. Rumor yang bahkan sudah menjadi gosip pelayan istana itu pasti menusuk hati sang permaisuri.
“Kaisar, hari ini anda harus menghadiri majelis pertemuan dengan kedua fraksi.” Si Zhui tiba-tiba datang dan melaporkan.
Kaisar Xian berjalan menuju aula istana, di dalam aula wajah suram para pejabat sudah membuat hati kaisar memburuk. Mereka bahkan dengan berani menyambut kaisarnya dengan wajah buruk seperti itu, kaisar Xian tidak ingin otoritasnya di ragukan karena hal ini.
“Apa kalian menganggap aku sebagai anak kecil? Wajah kalian bahkan menyeramkan, apa sesuatu telah meninggal dan menyebabkan kalian muram!!” Kaisar Xian tidak menggunakan nada bertanya pada saat mengucapkan kalimat itu, nada ancaman keluar dari mulut kaisar Xian. Para pejabat yang melihat ini tidak bisa membantu, tapi keringat dingin mulai mengalir deras dipunggung mereka.
“Ampuni kami kaisar! Kami berdosa.” Para pejabat dari fraksi selatan dan fraksi barat serentak bersujud untuk memohon ampunan dari kaisar.
Kaisar Xian turun dari singgasananya, ia kemudian berjalan di tengah-tengah para pejabat dengan kedua tangannya bersandar dibelakang punggungnya. Para pejabat tidak berani menatap kaisar Xian, mereka bahkan menahan napas mereka ketika tubuh kaisar Xian yang mengeluarkan aura dingin itu berjalan melewati mereka.
“Si Zhui, bawa kemari Shang Hui.” Ujar kaisar secara tiba-tiba.
Si Zhui tidak mengeluarkan suara apapun saat kaisar Xian memerintahkannya, ia hanya membungkuk dan membawa pedang panjang kaisar Xian, Shang Hui. Dengan hanya melihat pedang putih itu di tangan kaisar Xian, para pejabat sudah terlihat sangat ketakutan. Apalagi ketika kaisar mengeluarkan Shang Hui dari sarungnya sembari berkata, “Pedang ini mungkin tidak haus darah, tapi dia juga tidak menolak jika aku memberinya darah. Hmmph, aku bukanlah orang baik yang kalian anggap sebagai seorang anak kecil yang memerintah. Kaisar Liu Bian dan aku tidaklah berbeda jauh, kami berbagi darah yang sama. Sikap kalian tadi membuktikan kalau kalian benar-benar tidak menghormatiku! Apa kalian tau apa hukuman yang tepat untuk kalian?!!”
“Ampuni kami kaisar, ampuni kami!!” Melihat wajah murka kaisar Xian, para pejabat hanya bisa ketakutan. Tetapi ekspresi tenang masih ditunjukkan oleh pemimpin kedua fraksi. Mereka hanya ikut berlutut tanpa ikut memasang wajah ketakutan.
“Untuk kali ini aku akan mengampuni kalian. Tapi jika ini terjadi lagi, kalian dan keluarga kalian akan mati tanpa adanya pemakaman.” Kaisar Xian berkata dengan kejam dan membuat para pejabat istana mengangguk ketakutan.
Rapat kerajaan kembali berlangsung, fraksi barat dan fraksi selatan berkumpul. Sesaat setelah kemarahan kaisar Xian, para pejabat tidak berani membuka mulut mereka. Mereka hanya bisa menahan napas mereka dan berharap seseorang akan memulai pemicaraan.
Tiba-tiba ketua Fraksi selatan memberanikan diri untuk memulai percakapan, “Yang mulia kaisar, anda harus mengangkat selir. Ini demi stabilisasi kerajaan. Melihat permaisuri Xianmu masih belum mengandung, maka mengangkat beberapa selir untuk meredakan rumor dikalangan rakyat akan menjadi solusi yang paling bagus saat ini.”
Fraksi barat menganalisis ucapan ketua fraksi selatan itu. Cao Pi yang juga merupakan menteri dari fraksi barat juga berbicara, “Itu benar kaisar. Hamba yakin bahwa yang mulia permaisuri akan melahirkan seorang putra mahkota kelak. Tapi untuk saat ini kita harus meredam kekhawatiran rakyat mengenai penerus.”
Dukungan dari fraksi barat ini sama sekali tidak pernah terpikir oleh kaisar, kaisar tau betul kalau kedua fraksi ini mengincar kekuasaan di istana. Reaksi yang sama juga ditunjukkan oleh fraksi selatan, awalnya mereka berpikir kalau fraksi barat akan menetang saran mereka itu. Melihat situasi saat ini, sebuah pertanyaan muncul di kepala setiap orang, sebenarnya apa yang fraksi barat rencanakan?
Panglima Cao Cao tiba-tiba berbicara, “Kami akan mendukung usulan dari fraksi selatan, tapi dengan satu syarat…”
Fraksi selatan, “Apa maksud ada panglima?”
Melihat pejabatnya berbalas-balasan ucapan didepan kaisar, kaisar sendiri hanya diam dan membiarkan para pejabat itu mengungkapkan pendapatnya. Sejujurnya kaisar ingin mengetahui rencana dari kedua fraksi itu.
Panglima Cao Cao, “Kita semua tau bahwa akan ada banyak keluarga bangsawan yang akan mengirim putrinya ke istana. Dan oleh karena itu, kami dari fraksi barat juga akan mengirimkan wakil untuk menjadi selir. Pemilihan akan dilakukan melalui seleksi yang adil.”
Fraksi selatan tertegun, raut wajah para petinggi fraksi selatan berubah dari senang menjadi kaget. Mereka tidak bisa melakukan apa apa saat usulan ini diungkap, karena ususlan itu adalah usulan yang adil.
Kaisar Xian menghela nafas, “Aku akan mempertimbangkannya.”
Hati sang kaisar mulai berubah, keiingiannya untuk memiliki selir semata mata bukan untuk nafsu belaka, dia hanya ingin menstabilkan pemerintahan yang ada. Kedudukan seorang selir tidak hanya sebagai wanita raja saja, tapi mereka yang berasal dari keluarga terpandang dan bangsawan adalah seseorang yang dianggap mampu memperkuat posisi seorang kaisar.
Menurut peraturan istana, kewajiban untuk mengangkat dan memilih selir adalah tugas dari seorang permaisuri. Melalui hal inilah permaisuri akan di anggap sebagai wanita yang berbudi pekerti luhur. Tapi kaisar Xian benar-benar tidak ingin melibatkan permaisurinya dalam hal ini. Berpikir tentang permaisuri, kaisar Xian tidak bisa tidak terkejut saat kasim kepercayaannya mengumumkan kedatangan orang yang sedang dipikirkannya itu, “Permaisuri Xianmu memasuki aula istana.”
Kaisar Xian menatap wajah permaisuri Xianmu yang tampak tenang ketika ia berjalan di tengah-tengah pejabat. Ini benar-benar diluar pemikirannya, tapi ketenangan dan kecerdasan permaisurinya membuat kaisar Xian percaya dengan langkah yang akan di ambil oleh permaisuri Xianmu.
“Salam kepada yang mulia permaisuri.” Ujar semua pejabat seraya membungkuk.
Permaisuri Xianmu duduk disamping kaisar setelah ia memberi hormat, kemudian ia menatap para pejabat dengan senyum menawan, “Silahkan semuanya duduk kembali. Hari ini aku akan membuat pengumuman, mohon kaisar memberiku sedikit waktu.”
Saat mengatakan ini, permaisuri Xianmu menatap mata kaisar Xian dengan penuh kepercayaan. Melihat mata permaisuri Xianmu yang begitu mantap, kaisar Xian pun mengangguk dan berbicara, “Silahkan permaisuri berbicara.”
Permaisuri Xianmu mengangguk dan ia kemudian mulai berbicara, “Aku sudah tau mengenai masalah pengangkatan selir yang beberapa hari ini menjadi topik panas di ibu kota dan istana. Oleh karena itu aku akan menerima segala keputusan yang akan kaisar ambil. Jika nantinya proses pengakatan selir sudah diputuskan, maka dengan senang hati aku akan menangani masalah ini. Aku, permaisuri Xianmu, akan mengurus dan menyiapkan segala kebutuhan.”
Saat mendengar ucapan permaisuri itu, semua pejabat langsung membungkuk dan memuji tindakan mulia permaisuri, “Yang mulia permaisuri, anda di berkati oleh surga dan langit.”
Kaisar Xian yang juga terkejut tidak bisa mengatakan apa-apa, tapi tangan besarnya menggenggam erat tangan mungil permaisuri saat ia menatapnya dengan lembut, “Aku berjanji permaisuriku, dihatiku hanya ada kau seorang.”
Permaisuri Xianmu mengangguk dan berkata, “Aku tau.”
Permaisuri Xianmu sudah memikirkan baik-baik rencananya hari ini. Ia tau bahwa di rapat majelis kali ini, para pejabat akan mendorong kaisar Xian lebih jauh lagi. Mereka akan menekan kaisar dan membuatnya terpojok, tapi permaisuri Xianmu tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Ia sudah berjanji kepada mendiang kaisar Liu Bian, bahwa ia akan menjaga kaisar Xian apapun yang terjadi.