Extra Part 32: Derita Semesta

1716 Kata

"Papi lama ya, Mi." Sudah lebih dari lima jam Alam belum mengabari, siang tadi pamit ke ibu kota untuk ambil berkas persyaratan KUA. Sekarang sudah petang saja lagi. "Papi belum nelepon juga, Mi," imbuh Awan. Yang awal itu Langit. Guntur sih cuma diam. Mereka sedang kumpul di kamar Rana sambil menunggu magrib datang. Sebelum ini, mereka sempat kumpul dan ngobrol banyak hal dengan kakek nenek alias ibu bapak Ranasya. Mengakrabkan diri satu dengan lainnya. "Mi." "Hm?" "Malam ini Langit bobok sama Mami, ya." Rana sih oke saja. "Tapi kasur Mami sempit." "Buktinya Papi muat kok," sahut Guntur. Memang tipe kasurnya tidak lebar, tapi Guntur pun tidak salah ucapannya. Rana meringis dalam hati. "Kalau bertiga kan jadi nggak muat, Guntur. Ya Mami sih boleh aja, tapi kalo Langit kurang nyam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN