Extra Part 75: Tiba Waktunya

1511 Kata

"Ah, capek." Pulang-pulang, Rana langsung merebahkan diri di ranjang, tanpa ada sehelai kain pun yang dia lepaskan. Tas selempang saja Rana asal simpan di samping nakas, lantai lebih tepatnya. Lalu Rana terpejam. Nyaris seharian dia disibukkan urusan wisuda beserta perintilannya. Mulai dari makan-makan hingga foto studio. Kini, senja datang, Rana dan keluarga baru pulang. Lain dengan Rana, Alam persis seperti bapak yang lengser ke kamar mandi untuk menunaikan hajatnya. Kebelet. Sekalian mau mandi juga. Sementara ibu, perempuan itu masuk kamar, mungkin sedang membersihkan polesan make up. Lantas, tiga putra Semesta, mengikuti jejak mami mereka. Rebahan. Menerawang jauh ke belakang, menatap lurus pada masa depan. Apa jadinya jika Rana tidak menabrak bemper mobil Alam? Mungkin tak akan ada

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN