Extra Part 46: Boleh?

1458 Kata

"Ugh." "Hmmph." "Ah ..." "Sssh." "Mas!" Sudah cukup! Rana berbalik di setelah letakkan pisau pada talenan secara berlebihan, menciptakan bunyi yang tak kalah sebal akibat dari tadi dengar suara suami yang desah-desah nggak keruan. "Lagi apa, sih-- eh, Mas!" Melihat Alam pontang panting lari ke kamar mandi, mengabaikan ucap Rana yang gemas sendiri. Lihat! Sudah yang ke berapa kali itu. Langit letakkan gelas s**u. "Papi sakit ya, Mi?" Rana lupa kalau salah satu bocahnya Alam sudah bangun di pagi buta, minta s**u, serupa Alam yang minta dimasakkan capcai pakai telur puyuh. Membuat Rana fajar-fajar begini usul ke pasar, untungnya Mr. Semesta bersedia. Lantas, pulang dari sana dan Rana baru terjun di dapur mengiris sayuran, Alam malah mabok angin di jalan. Pasti. Kedinginan kali, ya?

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN