Jilid II - 11: Lelah

1496 Kata

"Loh, katanya disuruh naik ojol?" Nara kaget melihat pintu kamar dibuka dan ternyata sosok Awan yang masuk dari sana. Sekarang pintu itu Awan tutup kembali. Rautnya tampak ditekuk. "Di luar siapa?" Alih-alih menjawab, Awan justru bertanya. Kernyitan halus di kening Nara pun tercipta. "Di luar?" Awan menghempaskan tubuh ke sofa, lalu menatap istrinya, terlihat perut Ainara agak membusung sekarang. Mungkin karena pakaiannya kali, ya. Jadi tampak buncitnya, sedikit. "Oh ... masih ada orang, ya, di luar? Yang ngobrol sama Papa, bukan?" "Iya, siapa?" "Bang Prima itu, baladnya Papa. Kenapa emang?" Awan tercenung, kembali mengingat kejadian tadi di saat dia baru saja datang ke rumah ini. Sungguh, harusnya Awan ke studio papi, tapi aneh kakinya malah membawa dia datangi rumah ini. Jemput i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN