Jilid II - 10: Naik Ojol Aja!

1844 Kata

Cahaya matahari mengintip dari pori-pori tirai jendela, melihat bagaimana pulasnya dua anak manusia di atas ranjang sana. Tangan kanan Awan terjulur, bagian lengan atas digunakan alas tidur oleh Nara yang halus mendengkur. Posisi mereka tidak berhadapan sebab Awan terlentang. Namun, tubuh mereka sama-sama polos tanpa atasan. Ya, atasannya saja yang berserakan di bawah ranjang. Hingga kini salah satunya mengerjap, mulai terjaga di hari yang mulai beranjak siang. Nara. Dia tengok kiri dan kanan, lalu menatap wajah Awan, yang seketika itu juga semu merah jambu terbit di pipinya, tetapi segera terusir oleh senyuman jail. Dia pencet hidung Awan Putra Semesta. Orangnya sampai bangun juga. Dan tangan Ainara digenggam suami bocahnya, disingkirkan dengan sopan. "Bangun!" Awan mengerang, masih n

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN