Jilid II - 45: Terbongkar

1704 Kata

"Bang Wanwan, kenapa pelut Kak Ai bica becal begitu?" Awan yang sedang fokus belajar, melirik Wala yang tengah memperhatikan perut Nara dengan polosnya. Nara baru saja masuk kamar habis makan malam part dua. "Itu ... habis disuntik, jadinya begitu," jawab Awan asal. Kembali fokus ke buku. Mendengarnya, Nara mendelik. Sedang Wala manggut-manggut sok paham. "Belalti kalo Wala dicuntik juga pelutnya jadi kembung begitu, ya?" "Iyain aja." Awan menyahut sekenanya. Malam pukul sembilan, Wala tidak menepati kata-katanya yang mau tidur lebih cepat, nyatanya bocah itu masih kuat terjaga. Tadi sudah sarapan bersama keluarga Nara, Wala anteng, cuma mulutnya nggak bisa diam, selalu banyak tanya ini dan itu. Mulai dari ... kenapa nasi warnanya putih? Nasi apa yang berwarna merah? Sungguh, tidak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN