"Anak-anak mana?" Pulang kerja, Alam tak dapati tiga putra Semesta di rumahnya. Hari-hari kembali seperti biasa, acara empat bulanan telah dilaksana, keluarga kecil Alam pun kembali ke ibu kota. "Dijemput mamanya." Kening Alam mengernyit. Dia buka satu per satu kancing kemejanya, menatap Ranasya. "Lian ke sini?" Yang sedang baca buku kehamilan pun mengangguk, tanpa menyahut, apalagi menoleh sekadar melihat sejumput ekspresi Alam di sana. Iya. Jadi, siang tadi kediaman Semesta didatangi tamu. Rana sendiri yang membukakan pintunya, pun Rana yang menjamu tamu itu dengan secangkir teh hangat, dan Rana juga yang menemani gerangan sampai anak-anak pulang. Hebatnya, Rana kuat tak sampai meloloskan kalimat pengusiran. "Ngapain?" tanya Alam. Rana buka halaman buku kesekian. "Aku pikir Mas u