"Awan, bolos gini kamu nggak dimarahin?" "Nggak kok." Hari itu Awan memutuskan untuk menemani temannya yang sedang terpuruk. Melihat mata sembap siswi kecintaan, Awan mana tega meninggalkan. Setidaknya, untuk hari itu. Awan letakkan tasnya di pinggir sofa ruang tamu. "Kok bisa sendirian gini, sih?" "Bisa. Kan orang tua aku udah ... gitu deh. Males bahas mereka." "Kamu udah sarapan?" tanya Awan, perhatian. Tak apa walau dianggap cuma sebagai teman. "Belum." "Mau makan apa? Di depan pas aku lewat tadi kayaknya ada yang jual nasi uduk." "Kenapa? Kamu mau beliin?" "Iya." Gita tertawa. Teman rasa bebep memang beda. "Mau deh, pake sambal, ya." "Oke." Awan pun lengser dari sana. Tak lama, Awan kembali membawa dua bungkus nasi uduk di tangan. Tibanya dia di rumah Gita, rupanya sepenin