Extra Part 62: Murka Alam Semesta

1705 Kata

Hari kedua Awan bolos untuk main, meski tak sampai tempel-tempelan bibir seperti kemarin. Dan esoknya, Awan dipanggil guru BK, tentu saja dengan Gita. Seseorang melaporkan suatu hal yang membuat sekolah bertindak, memberikan surat, itulah asal-muasal selembar kertas panggilan orang tua murid sampai di tangan Alam. Rana selesai membacanya. Dia usap punggung Semesta. "Besok mau Mas atau aku aja yang hadir?" "Mas aja. Biar bisa ngasih keputusan final secara bijak ke Awan sesudahnya." "Oke." Rana mengangguk. Alam sedang ndusel-ndusel di tubuh istri hamilnya. Meski demikian, dia memikirkan Awan. "Apa Mas pesantrenin dia aja, ya, sama Guntur? Biar ada temennya juga, kan?" "Awannya setuju?" "Setuju nggak setuju, harus setuju." Rana terdiam. Turut berpikir untuk memberi masukan dari sudut

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN