Warning! Sepi. Sunyi. Nara longokkan kepala ke kanan dan ke kiri, membuka pintu kamar di pagi hari, dia mau mandi. Habisnya papa memberikan rumah dengan lokasi kamar mandi di luar kamar, jadilah begini. Ah, persetan! Yang penting sekarang, tak ada tanda-tanda keberadaan Awan. Oke, aman. Ranselnya juga nggak kelihatan. Baguslah. Nara keluar dari kamar itu dengan mata bengkaknya. Dia pun ngeluyur dan mandi. Dingin. Nara pengin menangis lagi. Gini amat, sih! Efek panas hati, gerah rasa, dan emosi membara. Nara terisak lagi. Cepat-cepat dia hapus dan cuci muka. Semalam sudah nangis sampai perutnya protes, kram dadakan, masa sekarang mau nangis lagi? Nggak dong, jangan! Nggak boleh. Itulah Ainara yang katanya 25 tahun, tetapi saat jatuh cinta ... hilang sudah label dewasa. Nara berd