Extra Part 72: Pijatan ke Laut Selatan

1503 Kata

Sore itu, Rana baru selesai mandi. Keluar kamar, melihat dapur, di sana berantakan sekali. Berjalan menuju kulkas dengan tampang heran, Rana tatap satu per satu bocahnya Mas Alam. "Kalian lagi ngapain?" Rana nggak tahu kalau Awan, Guntur, sama Langit terlibat pertengkaran, sehingga wajah satu sama lain penuh tepung dan baju kotor selayak dapur sekarang. Bisa saja, kan, mereka berantem, terus saling hajar pakai terigu? Ya, siapa yang tahu. Rana mendekat. Ya Allah! "Apa itu?" Melongok penanak nasi di atas kompor, apa hal yang mereka kukus di sana? Rana pun membuka tutupnya. "Awan ...." Yang tak sanggup berkata-kata, biarkan mata Rana yang bicara, sedang ketiga putra Semesta mundur teratur dan baris berdiri di belakang ibu sambungnya. Menanti badai omelan. Mari kita hitung saja. Satu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN