Jilid II - 13: Anggita?

1400 Kata

Nggak bisa. Cowok kalau dilembekin nanti malah melunjak, sedang kepastian belum tentu benar cewek dapat. Sejatinya lelaki pandai bermain kata, seakan paham bahwa perempuan selalu mengedepankan rasa ketimbang logika. Begitu sukses dibuat jatuh cinta, baper level dewa, tanggung jawan pria raib entah ke mana. Yang sisa hanya kenangan dari kata-kata manis berujung pahitnya saja. Itu definisi lelaki di mata Ainara. Awan belum tahu saja, seberapa tinggi tingkat kehati-hatian Nara dalam menjatuhkan hatinya, seberapa banyak bahan pertimbangan untuknya memberikan rasa bermula dari percaya. Alasan mengapa dia memilih single lama hingga papa mendesaknya menikah dengan sosok Prima, eh, berujung celaka dengan sulung Semesta. Sempat keliru, sempat ceroboh, kemarin kalau Awan tidak mengingatkan perka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN