Jilid II - 43: Cakrawala

1752 Kata

"Lah, Wan, mau langsung balik aja? Nggak mau ikut nongki dulu nih? Ngegeprek dulu, kek, skuy!" "Gak bisa, sorry. Lain kali aja, ya." Sambil Awan rapikan alat tulisnya ke dalam tas. Budi tertawa. "Nah, kan, gue said juga apa, Regan Ganteng. Si Awan ini dah ada bininya, susah dia buat diajak nongki. Apalagi sekarang dah jadi Pakmil. Ya, gak, Wan?" Deni fokus main ponsel seraya menunggui Awan dan Budi yang baru selesai kelas. Rencananya mau pendinginan otak selepas tadi mikir keras gara-gara ujian semester. Ya, walau baru hari pertama, sih. "Mengsad banget sih lo, Wan. Masa muda lo gak asyik, ah." Regan menggerutu. Awan tak mengindahkan. "Ya udah, kuy, cabut!" "Iya, sana, duluan aja!" usir Awan. "Toh, gue gak ikut." Budi pun menepuk bahu Awan sambil bilang, "Sip. Pan-kapan lo mesti ik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN