"Git." "Gita!" "Anggita!" Percuma saja. Awan dijauhi. Percuma. Bahkan ini sudah berlangsung selama satu minggu siswi gigi kelinci itu tahu sesuatu. Sial. Awan membuang napas kesal. Di halaman belakang sekolah, sepi, lalu kembali ke kelas dan tak sabar menunggu bel pulang sebab Awan mau memberi perhitungan. Ini gara-gara Guntur! Semua ini ... salahkan Guntur! Maka dari itu, pulang sekolah Awan langsung menyerang saudaranya. Brak! Tersentak. Oh, tidak. Bukan Guntur apalagi Awan yang terkejut, melainkan Rana. Pintu depan rumah dibuka kasar, lalu tubuh Guntur diseruduk Awan sampai punggungnya menubruk daun pintu yang sudah terbuka. Kaget dong Rana. Dia buru-buru melihat situasi di sana. "KAN UDAH DIBILANG JANGAN EMBER!" Awan murka. "Dianya nanya--" "TERUS KAMU JAWAB? BEGO!" Ya ampu