“Sakit banget, pinggangnya?” tanya Mas Arga yang langsung kuangguki. Aku yang sudah kesusahan gerak, hanya bisa pasrah saat pinggangku mulai diusap-usap pelan. “Kaya gini, enakan?” “Iya. Sama agak ke belakang, Mas.” “Bagian sini?” tangan Mas Arga bergerak ke arah yang kuinginkan. “Iya, di situ.” Untuk sesaat, aku memejamkan mata sembari menikmati usapan pelan di area pinggang ke punggung. Di saat yang sama, aku mendengar Mas Arga berbisik kalimat positif. Menggumam sendiri, dan aku menyukainya. Memang, sejak kehamilanku semakin besar, Mas Arga suka sekali begini. Dia bilang, janin bisa mendengar ucapan sekitar. Mood janin juga tergantung mood ibu. Jadi, dia harus membuat mood-ku selalu bagus. Dan menurutku, usahanya ini betul-betul patut sekali kuapresiasi. “Better?” tanya Mas Arga

