63. Pelukan Pertama

1903 Kata

“Ya, saya memang sengaja lancang masuk ke hidupmu. Maka setelah ini jangan harap kamu bisa mengusir saya seenaknya. Kalau kamu mundur satu langkah, saya akan maju seribu langkah. Mengerti?” Alih-alih menjawab, aku malah menangis lagi. Air mataku keluar begitu saja tanpa bisa kubendung. Aku juga tidak tahu kenapa, tiba-tiba kembali emosional. Harusnya ini yang kuharapkan. Hanya saja, karena keadaan sedang begini, perasaanku jadi campur aduk. Aku senang, tetapi juga sedih di saat bersamaan. Aku juga tidak tahu harus bagaimana membalasnya. “Enggak perlu dijawab, Ris. Saya tahu, momennya memang kurang tepat. Lain kali bisa kita bahas lagi. Yang penting, kamu jangan menjauh. Bisa?” Aku mengangguk. Dokter Arga mengambil sapu tangan dari sakunya. Ini sapu tangan yang persis sama dengan yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN