Malam ini aku meminta Mama untuk tidur di kamarku. Itu karena Papa ada acara kampus dan tidak pulang sehari. Sebenarnya, ini hanya kedok. Lebih tepatnya, aku sedang ingin ngobrol santai sekaligus serius dengan beliau. Santai, pembawaanya. Serius, isinya. “Mama enggak cemburu Papa sebegitunya sama Tante Meli?” akhirnya, pertanyaan inti pun kulontarkan setelah sejak tadi berbasa-basi. “Enggaklah! Kenapa harus cemburu? Kalau cemburu, artinya Mama enggak cukup percaya diri kalau Papamu itu cinta mati sama mama.” Aku langsung tersenyum. “Syukurlah kalau gitu. Mama emang keren! Tapi Mama kaget atau enggak, kemarin?” “Ya pasti kaget. Ternyata beneran cantik.” “Hah?” “Jadi, dulu Mama udah denger kabar kalau calon istri Papamu itu cantik banget. Mama denger dari Mas Aji atau siapa, ya? Lupa.

