“Wah! Enaknyaaa!” Aku merentangkan tangan, juga menggeliat. Badanku terasa sangat ringan, nyaman sekali. “Merem dikit lagi.” Aku menarik selimut, lalu berbaring miring. Namun, tiba-tiba saja aku tersadar akan sesuatu. Aku bangun, lalu mengedarkan pandangan. “Eh, kok aku udah ada di kamarku?” Aku memastikan sekali lagi, aku benar-benar berada di kamar. Aku menatap bawah, baju yang kukenakan masih yang sebelumnya. “Tunggu, tunggu! Bukannya semalam aku nebeng Dokter Arga, ya? Terus yang bawa aku ke kamar, siapa? Apa aku enggak bangun?” Aku melirik jam dinding, saat ini sudah pukul tiga lebih. Mataku langsung mendelik. “Ya ampun! Aku beneran enggak bangun sampai selama itu?” Aku buru-buru ke kamar mandi. Aku perlu bersih-bersih, ganti baju, lalu menjalankan kewajiban. Untungnya, masih

