Dokter Arga kini sedang menjauh dan sedikit menghindar dariku. Namun, aku bisa memahami itu. Aku biarkan saja dulu, sekalian aku memberinya waktu untuk sendiri. Aku tahu dia sudah dewasa. Dia tidak mungkin bertindak kekanakan. Dia pasti akan menemuiku jika merasa dirinya sudah lebih tenang. Di sini aku justru merasa kasihan padanya. Sebanyak apa pun aku bilang kalau ini semua bukan salahnya, tetapi dia pasti tetap sulit menerimanya. Terutama bagian dia yang sampai kehilangan El, adik kandung satu-satunya. Adik yang juga teramat dia sayangi. Saat ini aku hanya bisa berdoa semoga dia lekas membaik. Dia lekas bisa mengontrol dirinya dan berdamai dengan semuanya. Yang terpenting, semoga dia lekas berhenti menyalahkan diri atas kekacauan yang bahkan tak pernah dia lakukan. “Risa …” Lamunan

