84. Tantrum!

1907 Kata

“Dokter deg-degan atau enggak?” tanyaku di tengah-tengah perjalanan pulang. Seperti yang tadi sudah kubilang pada Mas Juna, malam ini Dokter Arga akan menemui Papa untuk tujuan yang sebelumnya telah disinggung berulang kali. Ya, soal Restu. Memangnya apa lagi? “Kalau enggak deg-degan, saya mati, dong. Enggak ada aliran darah yang kepompa.” “Ih! Serius!” aku langsung cemberut. “Malah dijawabnya kaya gitu.” “Bohong besar kalau bilang enggak deg-degan, Ris, tapi enggak sedeg-degan itu. Mungkin karena beberapa kali saya sudah ngobrol face to face dengan papamu setelah insiden penculikan. Jadi, mental saya sudah lebih ketata. Ini akan beda lagi kalau sebelumnya belum pernah ketemu sama sekali.” “Iya, sih— eh, ngomong-ngomong insiden, saya punya info baru, tahu, Dok.” “Info apa, itu?” “Gi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN