“Risa! Apa belum selesai juga? Lama banget dandannya!” Teriakan Mama terdengar dari luar. Aku memang masih di kamar, dandan cantik untuk bertemu calon mertua. Calon mertua, ya? Ya, sekarang aku percaya diri menyebut orang tua Dokter Arga dengan sebutan seperti itu. Sudah sampai sejauh ini, artinya sudah sangat serius. Iya, kan? Sejujurnya, aku masih agak berdebar karena belum pernah bertemu Ayah Dokter Arga. Kata Dokter Arga, Ayahnya adalah orang yang hangat. Namun, hangat di sini menurutku relatif. Bagiku, Papa juga orang yang hangat. Akan tetapi, penilaian ini jelas berbeda jika yang ditanya adalah mahasiswa beliau. “Ini tinggal dikit lagi, Ma. Sabar, dong!” “Kenapa pakai dikunci, sih? Mama mau masuk—” “Justru itu, Ma. Biar Mama enggak asal masuk.” “Dasar, kamu ini!” Aku mematu

