55. Apa Ini Mimpi?

1702 Kata

“Dokter Ibra itu kelihatan banget kalau suka kamu, Ris. Sumpah!” Ucapan Fikri membuat kunyahanku seketika berhenti. Aku menoleh, lalu menyipitkan mata. “Bisa-bisanya kamu ngomong gitu?” “Bisa-bisanya juga kamu ngomong gitu? Padahal udah sejelas itu, loh. Masa iya enggak percaya.” “Hm … sebenarnya bukan enggak percaya, tapi kamu kelihatan kaya yakin banget, Fik. Padahal, kan, belum tentu.” “Udah pasti, Ris. Sebagai sesama cowok, mudah banget buat tahu ini.” “Kakakku juga pernah kaya kamu. Hanya karena sesama cowok, berasa tahu isi hati sesama cowok.” “Bagian jatuh cinta ke lawan jenis ini mudah ke-detect, soalnya.” “Ya … terserah aja, deh. Suka atau enggak, itu hak dia. Aku enggak punya kendali.” Aku benar, kan? Urusan perasaan orang lain itu di luar kendali kita. Aku sudah pernah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN