Aku terbangun ketika merasakan haus luar biasa. Mataku mengerjap begitu melihat langit-langit putih yang tampak familiar. Akan tetapi, ini bukan kamarku. Ukiran plafonnya berbeda. Lalu aku di mana? Aku hendak bangun, tetapi gagal karena kepalaku terasa sangat pening. Pandanganku juga agak buram dan kondisi sekitar seolah berputar. Akhirnya, aku kembali merebah kemudian memejamkan mata. Namun, baru beberapa detik berlalu, aku mendengar suara pintu dibuka. Seketika, aku terjaga. Begitu melihat siapa yang datang, aku langsung beringsut menjauh dan menarik selimut erat-erat. “K-kok Dokter—” “Kamu pingsan karena kelelahan. Berapa hari enggak tidur?” Aku melengos. Orang ini masih membuatku kesal, jadi aku malas bicara dengannya. Dia juga percaya diri sekali bicara sesantai itu. Membuatku s

