“Ehm!” Suara deheman itu membuatku refleks menoleh. Aku langsung meringis malu saat menyadari kalau itu berasal dari Mas Gala yang kini baru saja keluar kamar mandi samping dapur. Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan penampilanku. Bajuku tertutup, pun aku juga sedang mengaduk dua minuman— satu untukku dan satu untuk Mas Arga. Yang menjadi masalah adalah handuk yang masih menutupi kepalaku. Tidak dililit, hanya tersampir di kepala. Dan itu artinya, aku belum lama mandi keramas. Sudah pasti, Mas Gala paham betul makna lain di baliknya. Bagaimanapun, dia adalah laki-laki dewasa. Dia bahkan lebih tua dariku. “Selamat, Kak Ipar. Akhirnya berdamai dengan Manusia Jerapah.” “Mas Gala mau minum juga atau enggak? Kalau iya, biar aku bikinin sekalian.” Aku sengaja langsung mengalihkan dengan h

