59. Kenapa Jadi Begini?

1701 Kata

“Ya ampun, cantiknya! Pantesan Arga nolak terus dijodohin sama yang lain. Nama kamu siapa?” Suaraku rasanya tercekat di tenggorokan. Aku menelan ludah susah payah, mendadak bingung dan linglung. Jujur, aku tidak menyangka sama sekali kalau hal seperti ini akan terjadi. Bertemu Ibu Dokter Arga dalam kondisi aku tinggal di ‘rumah’ anak beliau. Bagaimana aku harus menjelaskan semuanya? “Wajah kamu pucat sekali. Apa lagi sakit?” “E-ee … i-iya, Tante. Saya lagi kurang sehat.” “Duduk dulu, duduk dulu— eh, kamu lagi makan, ya? Kamu duduk di sana aja lanjutin makan. Tante tungguin.” “H-hah?” Mana mungkin aku makan di saat begini? Selera makanku juga mendadak hilang entah ke mana. Rasa kaget ini betul-betul membuyarkan semua-muanya. Namun, aku belum sempat menolak ketika Ibu Dokter Arga su

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN