Semua mata langsung tertuju padanya. Bahkan Yessy pun sontak mundur setapak.
“Tante… Tante Celina?” Suara sentakan Yessy berubah menjadi suara gugup.
“Cukup. Saya sudah dengar dari awal,” ucap Celina, mendekat. “Sayangnya saya tidak buta dan tidak tuli. Dan saya juga tidak suka orang datang ke kantor ini membawa urusan pribadi.”
“Dan, siapa yang mengaku-ngaku sebagai calon istri Alby?” Tatapan mata Celina sedikit menyipit saat menatap kekasih putra pertamanya.
Yessy mencoba tersenyum canggung. “Saya hanya … saya tidak bermaksud menyinggung siapa-siapa. Saya hanya tidak ingin ada kesalahpahaman saja, Tante.”
“Salah paham apa? Salah paham dengan mengaku-ngaku sebagai calon istri anak saya? Dan, sejak kapan saya melamar kamu sebagai calon istrinya Alby?” tanya Celina dengan suaranya yang
