“Kenapa terburu-buru sepert itu, Nak?” “M-mama, apa Malika sudah pulang ke rumah?” “Belum ada pulang.” Nadhief mengambil ponselnya yang ada di saku jas, dia mencoba menghubungi penjaga yang dia suruh untuk mengawal kemanapun istrinya pergi. Dia pikir tadi Malika langsung pulang menuju ke rumah, ternyata dugaannya salah. “Dimana sekarang istri saya?!” “Di hotel yang ada di kawasan malioboro, Pak. Nona Malika memesan satu kamar untuk waktu 5 hari.” “Kirim alamatnya sekarang! Awasi terus istri saya, jangan sampai terjadi sesuatu padanya!” Arina yang mendengar suara Nadhief sedikit bergetar, ikut panik dengan keadaan putri semata wayangnya. Saat Malika pamit untuk pergi ke pesta bersama dengan Opa Satya, sebenarnya dia ingin mencegahnya untuk pergi. Namun, Arina sungkan dengan besannya.

