“Ayo, masuk. Kenapa masih di depan pintu?” “Barang-barang Lika masih di kamar yang tadi, Poo. Aku ambil dulu ya? Soalnya gerah mau mandi sekalian.” Saat Malika ingin berbalik badan, Nadhief menarik lengan istrinya hingga menubruk badannya. Dia tahu jika Malika berusaha menghindar agar tidak satu kamar dengannya. “Poo!” seru Malika dengan memukul pelan d**a Nadhief. Tubuh kecilnya kini di dekap dengan erat oleh Nadhief, membuat gadis cantik itu kesulitan untuk melepaskan diri. “Mau kemana?” “Ambil baju.” “Buat apa?” tanya Nadhief, dengan melepaskan pelukan. “Ganti baju, Poo. Masak mau istirahat pakai kebaya? Gerah!” rajuknya dengan manja. Nadhief mengangkat dagu istri cantiknya. “Barang-barang kamu sudah di pindahkan semuanya di sini, Bee. Jadi, tidak perlu repot-repot mengambilnya

