Mulut Manis Andrean

1184 Kata

“Ini dia kemana? Lama banget perasaan!” Anisa gelisah menunggu Andrean. Pasalnya setelah acara bentak-bentakan tadi sore, keduanya memilih melancarkan perang dingin. Tak ada perbincangan bahkan di atas meja makan. Aura permusuhan mereka kuarkan di depan Veronika dan Zanuar. “Papa lama banget nyuliknya. Aku udah ngantuk.” Anisa menatap guling yang dirinya gunakan sebagai pembatas tempat tidur bersama Andrean. Mereka memang sedang bertengkar, tapi tetap saja Anisa tak bisa menutup matanya jika Andrean belum berbaring di sebelahnya. Nasib terlalu mencintai. Sedang dalam medan perang pun, ia tetap tidak mampu terlelap tanpa Andrean disisinya. “Sepuluh menit nggak balik, aku jemput paksa dia!” Putus Anisa final. “Ini bukan kemauan aku, tapi baby! Iya! Anaknya yang pengen sama Bapaknya!” P

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN