Andrean menghentikan usapannya dipunggung Anisa kala mendengar dengkuran halus sang istri. Pria itu mencoba menarik pelan tangannya dari punggung Anisa, bergerak hati-hati agar istrinya tak terbangun dari lelap. Perlahan, Andrean menuruni ranjang. Tak lupa pria itu menaikkan selimut yang melingkupi tubuh Anisa. Andrean membutuhkan amunisi.. Bercinta dengan Anisa hingga larut ternyata tak mampu meredakan beban pikiran yang dirinya pikul. Saat-saat seperti ini, rokok dan kopi panas sepertinya menjadi teman yang baik untuk menjernihkan kekalutan. Andrean meraih handle nakas, pria itu mengambil kotak rokoknya terlebih dahulu sebelum memutuskan meyambangi dapur untuk membuat secangkir kopi. Setelah semuanya lengkap, Andrean kembali memasuki kamar. Pelan… Pelan.. Pria itu membuka pintu balkon.