Andrean menepuk keningnya. Ia terlalu terpaku pada interaksi mengerikannya bersama Selina. Pembicaraan dengan mantan tunangannya itu berhasil membuat Andrean melupakan tujuannya hengkang dari rumah mewah mertuanya. “Ngamuk nggak ya? Masa iya gue keluar gerbang lagi.” Andrean terlalu malas. Apalagi kalau nanti Selina datang lagi bak begal. Julukan itu memang pantas Andrean sematkan. Berapa tahun dirinya tertipu dengan sikap manis Selina?! Bodoh sekali dirinya. Menyesal sudah ia karena pernah mengatakan Selina gadis yang manis.– “Edan! Aslinya ngeri itu cewek! Anak Dajjal ternyata.” Gumam Andrean sembari membuka pintu mobilnya. Ia akan mencoba peruntungan. Siapa tahu istrinya berbaik hati, tidak mengomel karena ia pulang dengan tangan hampa. “Anisanya di atas Pah?” tanya Andrean kala ber