Andrean membungkukan punggung, “sekali lagi mohon maaf atas ketidaknyamanannya Mas, Mbak.” Pria itu lagi-lagi minta maaf pada para pembeli nasi goreng yang harus terjeda pesanannya. Anisa dan keinginan ngidam wanita itu benar-benar tidak bisa diganggu gugat. Ketika Andrean meminta pengertian wanita itu dengan melihat banyaknya antrian, Anisa justru menangis sambil meraung-raung. Ini pertama kali Andrean menyaksikan istrinya seperti itu. Tak tega, Andrean lalu memberanikan diri untuk menemui koki sekaligus penjual nasi goreng. Menjelaskan keadaan terdesaknya. “Nggak apa-apa Mas.. Sudah. Bapak lagi ambil kuali baru. Kebetulan rumah kami nggak jauh dari disini.” Andrean mengangguk tak enak karena merepotkan. Beruntung istri dari penjual sangat baik hatinya. Dia bersedia membantu Andrean s