Tak Berakhir Baik

1310 Kata

Anisa menggenggam jari-jari Andrean. Seperti kebiasaan wanita itu ketika merasa takut akan sesuatu di depannya, ia akan menjadikan seseorang sebagai penguat dan kali ini sosok tersebut merupakan laki-laki yang tepat. Pria yang memang seharusnya menggenggam tangannya erat. “It’s okay.. Ada aku.. Ada Zidan..” ucap Andrean menenangkan. Saat ini mereka telah sampai tak jauh dari pintu gerbang rumah Anisa. Belum ada satupun orang yang berani memasukinya. Sebagai pemilik rumah, Anisa sendiri masih merasa gamang. Ia tak yakin orang tuanya akan menyambut kehadiran mereka. Apalagi mereka datang tanpa pemberitahuan sebelumnya. “Biar gue yang turun kabarin satpam.” Zidan yang duduk di depan bersama Papa Andrean mengajukan inisiatifnya. Mereka akan terus berada di mobil jika tak ada orang yang memu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN